Karl Persson: Merek premium genjot penjualan (3)



Di bisnis fesyen, merek adalah segalanya. Karena itulah, Karl Johan Persson mengupayakan segala cara agar merek Hennes & Mauritzs (H&M) tetap berkibar di jagat raya.

Sebagai generasi ketiga, Persson mengedepankan inovasi dan kreativitas dalam mengelola perusahaan. Sejak menduduki kursi Chief Executive Officer (CEO) H&M di tahun 2009, Persson mempertahankan merek H&M sebagai produk fesyen yang modern dan bercitarasa tinggi.

Itu sebabnya, Persson rajin menggandeng sederet pesohor dunia. Tujuan Persson, merek H&M tetap berada di segmen menengah atas alias premium. Misal, pada peluncuran fesyen musim semi dan musim panas tahun 2009, H&M menggandeng perancang Inggris terkenal, Matthew Williamson.


H&M merilis produk eksklusif racikan tangan Williamson. Kemudian, pada 14 November 2009, perusahaan asal Swedia ini merilis koleksi terbatas pabrikan Jimmy Choo. Mulai dari sepatu, tas, dan produk fesyen lainnya.  

Di segmen sangat premium, H&M berkolaborasi dengan Versace. Produk premium tak cuma dijajakan bagi konsumen Eropa. Mulai 2006, H&M melebarkan sayap bisnis ke kawasan Asia.

H&M membuka toko perdana di Asia di Dubai, Uni Emirat Arab. Keberhasilan membangun merek premium di daratan Eropa menolong penjualan H&M di Asia. Tak perlu menunggu lama, H&M kemudian membuka cabang di Kuwait di tahun yang sama.

Dua tahun berselang atau pada tahun 2008, Perrson membuka cabang lagi di Bahrain, Yordania, Lebanon, Oman, Qatar, dan Arab Saudi. Kemudian H&M merambah ke kawasan Asia Timur.

Lokasi pertama H & M di China di Shanghai pada tahun 2007. Selanjutnya, bendera H&M berdiri di China, Hongkong. Di daratan Asia, strategi Perrson tetap sama yakni menggandeng pesohor. Misal, menggandeng penyanyi pop sekaligus desainer baju asal Australia, Kylie Minogue saat pembukaan gerai di Hong Kong.

Di pasar Amerika Serikat (AS) yang sesak pemain pun, H&M mengandalkan strategi serupa. Peritel raksasa ini menunjuk penyanyi beken Beyonce Knowles sebagai ikon H&M di musim panas tahun 2013.

Selama puluhan tahun mempertahankan kesan merek fesyen premium, H&M masuk sebagai salah satu merek yang memiliki tempat khusus di hati konsumen. Firma konsultan merek Interbrand menyatakan, merek H&M merupakan salah satu merek yang sanggup mempertahankan diri di tengah gempuran merek baru.

Interbrand bahkan mengganjar merek H&M menjadi salah satu merek global yang paling berharga pada tahun 2009 dan tahun 2010. Salah satu upaya untuk lebih menancapkan merek adalah memperpendek merek Hennes & Mauritz menjadi H&M.

Selain penguatan merek premium, Persson membawa strategi baru dalam mendongkrak penjualan. Dalam beberapa tahun terakhir, Perrson terus melipatgandakan pendataan dari kanal toko online di www.hm.com.

Sejatinya, peritel ini telah memiliki domain hm.com yang telah didaftarkan pada awal tahun 1990-an. Lantaran bukti pendaftaran pertama hilang, Hennes & Mauritz terpaksa membeli lagi domain hm.com dari orang lain.

Perrson juga membuat gebrakan dengan merilis lima merek fesyen baru. Yakni, COS, Monki, Cheap Monday, Weekday & Other Stories. Lima merek anyar ini digunakan Perrson untuk menggarap pasar lebih luas atau masyarakat menengah. Kendati pasar ritel sedang kurang bergairah, sederet strategi terbukti mampu menopang kinerja. Di Maret, penjualan H&M naik 10%, bersumber dari 3.580 toko                              n

(Bersambung)

Editor: Tri Adi