KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usai menyuntik mati 7 perusahaan BUMN, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo buka suara soal kemungkinan kembali memangkas perusahaan BUMN lainnya yang dianggap ‘sakit’ secara keuangan. Wamen yang akrab dipanggil dengan sapaan Tiko ini mengatakan bahwa untuk memutuskan suatu perusahaan BUMN pailit harus dilihat dari 3 parameter. “Pertama, parameter mengenai kesehatan keuangan, yang kedua parameter terhadap kontribusinya terhadap perekonomian, dan ketiga parameter apakah dia bisa mempunyai satu model bisnis yang sustainable ke depan,” ungkap Tiko saat ditemui di Menara Danareksa, Jakarta, Jumat (29/12/2023).
- PT Amarta Karya (Persero),
- PT Barata Indonesia (Persero),
- PT Boma Bisma Indra (Persero),
- PT Djakarta Lloyd (Persero),
- PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (Persero),
- PT Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero),
- PT Industri Kapal Indonesia (Persero),
- PT Indah Karya (Persero),
- PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero),
- PT Semen Kupang (Persero),
- PT Pengusahaan Daerah Industri Pulau Batam (Persero),
- Perum Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI),
- PT Primissima (Persero),
- PT Varuna Tirta Prakasya (Persero)
- Serta anak perusahaan BUMN, PT PANN Pembiayaan Maritim.