Kartu Prakerja tak beri kuota khusus bagi eks pekerja pariwisata, ini alasannya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Banyak pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor pariwisata akibat pandemi Covid-19. Meski demikian, Manajemen Pelaksana Program (PMO) Kartu Prakerja tak memberikan kuota bagi pekerja sektor pariwisata yang terdampak.

Sebenarnya, pemerintah telah mendorong perluasan penerima Kartu Prakerja untuk sektor pariwisata. Hal itu untuk membantu pekerja di sektor pariwisata yang terpukul akibat pandemi Covid-19.

"Tahun 2020 tanpa menggunakan pendekatan kuota sudah banyak orang yang bekerja di sektor pariwisata yang menjadi penerima Kartu Prakerja," ujar Head of Communication Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja, Louisa Tuhatu kepada wartawan, Selasa (23/2).


Sektor pariwisata mengalami tekanan akibat pandemi virus corona (Covid-19). Oleh karena itu pemberian Kartu Prakerja diharapkan akan membantu pekerja sektor tersebut.

Baca Juga: Menko Airlangga: Sebanyak 35% penerima kartu prakerja tak menganggur lagi

Pada tahun 2021, program Kartu Prakerja masih diberikan dengan skema semi bantuan sosial. Dimana tidak hanya bantuan biaya pelatihan Rp 1 juta, peserta juga akan mendapat insentif sebesar Rp 600.000 per bulan selama empat bulan.

"Usaha lebih akan kami lakukan agar lebih banyak lagi yang bisa bergabung di tahun 2021 ini," terang Louisa.

Pemerintah kembali membuka pendaftaran gelombang 12 Kartu Prakerja. Kuota untuk program tersebut ditargetkan pemerintah sebanyak 600.000 peserta.

Sementara itu sepanjang semester I tahun 2021 program Kartu Prakerja ditargetkan menjaring 2,7 juta peserta. Anggaran yang disiapkan oleh pemerintah untuk itu sebesar Rp 10 triliun.

Selanjutnya: Asyik! Kartu Prakerja Gelombang 12 sudah dibuka, begini cara daftarnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto