Karyawan Batavia Air tolak pesawat ditarik lessor



JAKARTA. Karyawan PT Metro Batavia alias Batavia Air menolak adanya upaya penarikan pesawat yang digunakan Batavia Air oleh pemilik pesawat atau lessor. Karyawan meminta agar ke-38 pesawat yang dipakai Batavia Air itu dimasukkan dalam dalam boedel (kekayaan yang berupa keseluruhan aktif dan pasif) pailit.

"Hari ini kami mengajukan permohonan penolakan ini ke Hakim Pengawas Nawawi Pomolango sebagai bahan pertimbangan dalam rapat verifikasi 14 Maret mendatang," kata perwakilan karyawan Eka N Tangkere di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat, Kamis (21/2).

Eka mengaku mewakili sekitar 3.500 karyawan Batavia lainnya yang mempertanyakan langkah lessor yang hendak menarik pesawat tersebut. Seharusnya sebelum lessor diberi izin membawa pesawatnya, terlebih dahulu diselesaikan masalah hak dan kewajiban Batavia Air dengan lessor.


Mengingat dalam perjanjian sebelumnya, Batavia Air sudah memberikan deposit yang seharusnya deposit itu dikembalikan terlebih dahulu oleh lessor kepada Batavia Air. Baru setelah itu lessor berhak membawa pesawatnya. "Total dana depositnya mencapai Rp188 miliar," katanya.

Langkah ini untuk menjamin hak karyawan selaku kreditur preferen, yakni haknya yang didahulukan. Eka menjelaskan, karyawan khawatir lessor membawa pesawat tersebut. "Apabila deposit itu dikembalikan oleh lessor ke Batavia Air, maka akan menambah boedel pailit yang akan dibagikan ke kreditur, termasuk karyawan yang merupakan kreditur preferen," jelasnya. 

Sementara itu, kurator Batavia Air Turman Pangabean menjelaskan, pihaknya tidak bisa memasukkan pesawat dalam boedel pailit. Ini lantaran pesawat bukan aset dari Batavia Air. "Ini bukan aset Batavia, bagaimana bisa dimasukan dalam harta boedel pailit," jelasnya.

Sejauh ini pihaknya belum memutuskan untuk memberi izin kepada lessor untuk mengambil pesawatnya. Namun dirinya mengaku tidak bisa mencegah untuk permohonan itu. "Ini dari Dirjen Penerbangan Udara saja sudah memberikan izin. Kini pada tahap prosesnya," jelasnya.

Rencananya, rapat kreditur Batavia Air akan digelar 14 Maret mendatang, untuk memverifikasi total tagihan kreditur. Dalam rapat kreditur pertama pada 15 Februari lalu, terungkap aset Batavia Air hanya Rp800 miliar, sedangkan total tagihan utangnya mencapai Rp900 miliar. Artinya aset perusahaan penerbangan itu tidak mampu untuk menutupi utang-utangnya lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri