JAKARTA. Nasib PT Kertas Kraft Aceh (KKA) yang terkatung-katung secara otomatis berdampak negatif bagi karyawan dan direksinya. Sejak Juni kemarin, ternyata baik karyawan hingga direksi KKA tidak lagi merasakan gaji bulanan.Memang, KKA sudah tidak beroperasi sejak tahun 2007. Sejak saat itu, sudah terjadi penyusutan jumlah karyawan. Awalnya, KKA mempunyai karyawan sebanyak 935 orang. Kemudian, sebanyak 817 orang telah dirumahkan. Kini, KKA tinggal memiliki 118 orang.karyawan-karyawan tersebut memang tidak menjalan perusahaan. Mereka hanya menjaga aset-aset perusahaan agar tidak hilang. "Aset KKA masih ada senilai Rp 600 miliar," kata Abdul Aziz Pazsa, saat rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR, Rabu (29/9).Sementara, untuk jajaran direksi dan komisaris, bertugas mencari solusi untuk menghidupkan perusahaan kembali. "Meski tidak digaji, kami rela bergotong royong agar perusahaan ini hidup lagi," kata Abdul.Sebab, perusahaan ini bukan hanya untuk menghidupi karyawan yang masih ada. Namun, bila beroperasi, bisa menyerap banyak tenaga kerja. Selain itu, KKA juga bisa mengembangkan perekonomian daerah setempat.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Karyawan dan direksi KKA belum terima gaji sejak Juni
JAKARTA. Nasib PT Kertas Kraft Aceh (KKA) yang terkatung-katung secara otomatis berdampak negatif bagi karyawan dan direksinya. Sejak Juni kemarin, ternyata baik karyawan hingga direksi KKA tidak lagi merasakan gaji bulanan.Memang, KKA sudah tidak beroperasi sejak tahun 2007. Sejak saat itu, sudah terjadi penyusutan jumlah karyawan. Awalnya, KKA mempunyai karyawan sebanyak 935 orang. Kemudian, sebanyak 817 orang telah dirumahkan. Kini, KKA tinggal memiliki 118 orang.karyawan-karyawan tersebut memang tidak menjalan perusahaan. Mereka hanya menjaga aset-aset perusahaan agar tidak hilang. "Aset KKA masih ada senilai Rp 600 miliar," kata Abdul Aziz Pazsa, saat rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR, Rabu (29/9).Sementara, untuk jajaran direksi dan komisaris, bertugas mencari solusi untuk menghidupkan perusahaan kembali. "Meski tidak digaji, kami rela bergotong royong agar perusahaan ini hidup lagi," kata Abdul.Sebab, perusahaan ini bukan hanya untuk menghidupi karyawan yang masih ada. Namun, bila beroperasi, bisa menyerap banyak tenaga kerja. Selain itu, KKA juga bisa mengembangkan perekonomian daerah setempat.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News