KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Upaya PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) menawarkan program pensiun dini nampaknya belum sesuai harapan. Sejak Garuda Indonesia menawarkan program pensiun dini tanggal 9 Mei sampai 19 Juni 2021 lalu, sebanyak 1.099 pegawai Garuda Indonesia yang ikut program tersebut. Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dalam rapat dengan Komisi VI DPR RI, Senin (21/6) mengatakan, dari total pegawai Garuda Indonesia yang mengajukan pensiun dini itu, jumlah pilot yang mengajukan pensiun dini masih terbilang sedikit.
"Saya ingin menyampaikan ada 1.099 yang mengajukan pensiun dini. Dari jumlah yang masuk itu, kami melihat jumlah pilot yang mendaftar belum terlalu banyak," ujar Irfam. Pensiun dini yang ditawarkan Garuda Indonesia, kata Irfan adalah bagian perusahaan mencapai efisiensi demi menyelamatkan keuangan perusahaan maskapai milik negara ini.
Baca Juga: Garuda Indonesia (GIAA) tunda bayar sukuk global US$ 500 juta & tunjuk penasihat baru Terbatasnya operasional Garuda mengharuskan perusahaan ini melakukan penyesuaian jumlah karyawan . "Jumlah karyawan ini harus sesuai dengan alat produksi yang bergerak," tuturnya. Mengaku masih menghitung jumlah pegawai yang pas dalam kondisi darurat saat ini, Irfan menegaskan, jumlah pegawai yang ikut dari program pensiun dini itu masih kurang dari alat produksi yang beroperasi. "Saya minta maaf tak bisa menjawab jumlah yang pas. Misalnya, kru pesawat 20-30 orang, ketika teman-teman menghitung berarti ada 500 orang lagi yang perlu keluar, bukan begitu cara hitungnya," ujar Irfan. Namun, Irfan memastikan bahwa jumlah 1.099 orang masih jauh dari harapan Garuda. Dus, kata Irfan, Garuda masih memiliki penawaran-penawaran lain yang akan didiskusikan. “ Yang pasti, kami tidak punya keinginan sama sekali untuk menzalimi karyawan, ini juga bukan waktu yang tepat orang dipaksa keluar. Kita harus tahu ini," tambahnya.
Baca Juga: Kementerian BUMN: Penyelesaian kredit Garuda bisa pakai skema debt to equity swap Namun merujuk pertanyaan Menteri BUMN Erick Thohir beberapa waktu lalu, maskapai milik negara ini akan mempertahankan sebanyak 1.300 pilot dan awak kabin serta 2.300 karyawan. Adapun total karyawan Garuda tahun 2021 mencapai mencapai 5.946 orang. Hanya beban Garuda Indonesia terbilang berat. Sampai dengan September 2020, Garuda merugi US$ 1,07 milir. Dengan kurs Rp 14.500 per dollar AS, utang itu setara Rp 14,5 triliun.
Pada saat bersamaan, total utang Garuda mencapai US$10,36 miliar atau Rp 150,2 triliun. Kewajiban ini terdiri dari liabilitas jangka panjang senilai US$5,65 miliar (Rp 81,9 triliun) dan jangka pendek senilai US$ 4,69 miliar atau Rp 68 triliun dengan patokan kurs yang sama.
Baca Juga: Tunda pembayaran kupon sukuk, BEI gembok saham Garuda Indonesia (GIAA) Adapun pada periode yang sama, pendapatan Garuda tercatat hanya US$ 1,14 miliar dan cash flow hanya sebesar US$ 110,79 juta. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Titis Nurdiana