JAKARTA. Setelah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), kini giliran PT Jasa Marga Tbk (JSMR) yang digoyang aksi karyawan menuntut perbaikan kesejahteraan. Sebagian karyawan perusahaan milik negara tersebut hari ini serempak mengenakan pita kuning. Ketua Serikat Karyawan Jasa Marga Ari Wibowo bilang kepada KONTAN, Kamis (5/1), "Pita itu sebagai bentuk support perjuangan teman-teman dalam menyampaikan aspirasi ke manajemen," jelas Ari. Ketika ditanya mengenai isi aspirasi, ia hanya menjawab, "Pada prinsipnya kesejahteraan." Ari menolak memberi informasi lebih lanjut, lantaran merasa yang dilakukan pihaknya masih sesuai dengan koridor. Serikat pekerja memastikan aksi itu tak akan berbuntut mogok kerja yang menyebabkan gangguan pelayanan kepada pengguna jalan tol. "Kalau kami mogok, dampaknya masyarakat jadi tidak simpatik," tandasnya. Namun, Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Bersatu Arif Poyuono mengutarakan hal yang berbeda. Arif yang mengaku sudah mendapat laporan dari Serikat Karyawan Jasa Marga bilang, "Saat ini memang baru taraf aksi simpatik. Tapi kalau tuntutan tidak dipenuhi, pasti akan ada mogok kerja," ujarnya. Aksi mogok kerja memang pasti akan mengganggu, namun dia masih menganggapnya lumrah. "Direksi yang harus mencegah," tegas dia. Dia juga memastikan sebelum melakukan aksi mogok akan memberi pengumuman pada masyarakat dan lapor ke pihak kepolisian. Karyawan Jasa Marga menuntut kenaikan gaji yang sudah empat tahun tidak kunjung berubah untuk golongan manajer ke bawah. Gaji bersih karyawan Jasa Marga untuk golongan yang paling rendah adalah Rp 4 juta per bulan, sedangkan kenaikan gaji yang diminta mencapai dua kali lipat. "Gaji PT Citra Marga Nusaphala Tbk lebih besar, sehingga memicu kecemburuan," imbuhnya. Sementara itu, Direktur Operasi Jasa Marga Adityawarman mengaku kemarin sudah menggelar rapat antara direksi dengan seluruh pengurus pusat dan cabang Serikat Karyawan Jasa Marga. Menurut Aditya, karyawannya menuntut perbaikan sistem penilaian yang dilakukan setiap enam bulan sekali, yang ujung-ujungnya berpengaruh pada penghasilan. "Karyawan lihat Jasa Marga bagus, sehat, makanya mereka minta disehatkan juga," tutur Aditya. Menurut Aditya, gaji karyawan Jasa Marga untuk lulusan sekolah lanjutan tahap atas (SLTA) di atas Rp 2,5 juta. "Mereka menyatakan angka naik 20%-30%," imbuhnya. Seluruh karyawan Jasa Marga merupakan karyawan tetap dan tidak ada yang dikontrak. Aditya mengklaim, sebelum rapat kemarin, bisa dibilang tidak ada masalah antara direksi dan karyawan. Kendati terjadi polemik, karyawan sudah sepakat tidak melakukan aksi mogok. Situs resmi Jasa Marga melansir, pendapatan usaha tahun lalu diproyeksikan sebesar Rp 4,9 triliun, atau meningkat 11,7% dibandingkan pencapaian dua tahun lalu. Sedangkan untuk tahun ini, pendapatan usaha yang ditargetkan adalah Rp 5,4 triliun dengan kenaikan 11,1%. Hingga kuartal tiga tahun lalu, Jasa Marga sudah membukukan pendapatan usaha Rp 3,59 triliun dengan peningkatan 11,99%. Hal ini berdampak positif terhadap laba bersih, yang ikut tumbuh 9,21% menjadi Rp 960,58 miliar.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Karyawan Jasa Marga tuntut kenaikan gaji
JAKARTA. Setelah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), kini giliran PT Jasa Marga Tbk (JSMR) yang digoyang aksi karyawan menuntut perbaikan kesejahteraan. Sebagian karyawan perusahaan milik negara tersebut hari ini serempak mengenakan pita kuning. Ketua Serikat Karyawan Jasa Marga Ari Wibowo bilang kepada KONTAN, Kamis (5/1), "Pita itu sebagai bentuk support perjuangan teman-teman dalam menyampaikan aspirasi ke manajemen," jelas Ari. Ketika ditanya mengenai isi aspirasi, ia hanya menjawab, "Pada prinsipnya kesejahteraan." Ari menolak memberi informasi lebih lanjut, lantaran merasa yang dilakukan pihaknya masih sesuai dengan koridor. Serikat pekerja memastikan aksi itu tak akan berbuntut mogok kerja yang menyebabkan gangguan pelayanan kepada pengguna jalan tol. "Kalau kami mogok, dampaknya masyarakat jadi tidak simpatik," tandasnya. Namun, Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Bersatu Arif Poyuono mengutarakan hal yang berbeda. Arif yang mengaku sudah mendapat laporan dari Serikat Karyawan Jasa Marga bilang, "Saat ini memang baru taraf aksi simpatik. Tapi kalau tuntutan tidak dipenuhi, pasti akan ada mogok kerja," ujarnya. Aksi mogok kerja memang pasti akan mengganggu, namun dia masih menganggapnya lumrah. "Direksi yang harus mencegah," tegas dia. Dia juga memastikan sebelum melakukan aksi mogok akan memberi pengumuman pada masyarakat dan lapor ke pihak kepolisian. Karyawan Jasa Marga menuntut kenaikan gaji yang sudah empat tahun tidak kunjung berubah untuk golongan manajer ke bawah. Gaji bersih karyawan Jasa Marga untuk golongan yang paling rendah adalah Rp 4 juta per bulan, sedangkan kenaikan gaji yang diminta mencapai dua kali lipat. "Gaji PT Citra Marga Nusaphala Tbk lebih besar, sehingga memicu kecemburuan," imbuhnya. Sementara itu, Direktur Operasi Jasa Marga Adityawarman mengaku kemarin sudah menggelar rapat antara direksi dengan seluruh pengurus pusat dan cabang Serikat Karyawan Jasa Marga. Menurut Aditya, karyawannya menuntut perbaikan sistem penilaian yang dilakukan setiap enam bulan sekali, yang ujung-ujungnya berpengaruh pada penghasilan. "Karyawan lihat Jasa Marga bagus, sehat, makanya mereka minta disehatkan juga," tutur Aditya. Menurut Aditya, gaji karyawan Jasa Marga untuk lulusan sekolah lanjutan tahap atas (SLTA) di atas Rp 2,5 juta. "Mereka menyatakan angka naik 20%-30%," imbuhnya. Seluruh karyawan Jasa Marga merupakan karyawan tetap dan tidak ada yang dikontrak. Aditya mengklaim, sebelum rapat kemarin, bisa dibilang tidak ada masalah antara direksi dan karyawan. Kendati terjadi polemik, karyawan sudah sepakat tidak melakukan aksi mogok. Situs resmi Jasa Marga melansir, pendapatan usaha tahun lalu diproyeksikan sebesar Rp 4,9 triliun, atau meningkat 11,7% dibandingkan pencapaian dua tahun lalu. Sedangkan untuk tahun ini, pendapatan usaha yang ditargetkan adalah Rp 5,4 triliun dengan kenaikan 11,1%. Hingga kuartal tiga tahun lalu, Jasa Marga sudah membukukan pendapatan usaha Rp 3,59 triliun dengan peningkatan 11,99%. Hal ini berdampak positif terhadap laba bersih, yang ikut tumbuh 9,21% menjadi Rp 960,58 miliar.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News