SEOUL. Kabar tak sedap datang dari Hyundai Motor. Pada Jumat (22/8) lalu, sejumlah karyawan Hyundai melakukan aksi mogok kerja. Pasalnya, para pekerja tidak mencapai kata sepakat dengan manajemen atas tuntutan upah lembur. Produsen mobil asal Korea Selatan tersebut berpotensi kehilangan penjualan sebesar US$ 69 juta. Mengutip Bloomberg, Hwang Tae Ki, Jurubicara serikat perusahaan, mengatakan, karyawan tidak akan bekerja lembur sampai terjadi kesepakatan dengan pihak manajemen. Negosiasi gaji dan perjanjian kerja bersama antara pemimpin buruh dengan manajemen sudah dilakukan pada 3 Juni lalu. Tapi, pertemuan tersebut gagal mencapai kata sepakat. Sebab, karyawan menuntut bonus rutin sebagai bagian dari gaji standar. Pekerja juga menuntut kenaikan gaji sebesar 8,16% atau tambahan senilai KRW 159.614 (Rp 1,8 juta). Tapi, Hyundai hanya menawarkan bonus kepada pekerja yang telah bekerja lebih dari 15 hari selama dua bulan dan menolak bonus dibayar reguler.
Karyawan mogok kerja, kinerja Hyundai mengendur
SEOUL. Kabar tak sedap datang dari Hyundai Motor. Pada Jumat (22/8) lalu, sejumlah karyawan Hyundai melakukan aksi mogok kerja. Pasalnya, para pekerja tidak mencapai kata sepakat dengan manajemen atas tuntutan upah lembur. Produsen mobil asal Korea Selatan tersebut berpotensi kehilangan penjualan sebesar US$ 69 juta. Mengutip Bloomberg, Hwang Tae Ki, Jurubicara serikat perusahaan, mengatakan, karyawan tidak akan bekerja lembur sampai terjadi kesepakatan dengan pihak manajemen. Negosiasi gaji dan perjanjian kerja bersama antara pemimpin buruh dengan manajemen sudah dilakukan pada 3 Juni lalu. Tapi, pertemuan tersebut gagal mencapai kata sepakat. Sebab, karyawan menuntut bonus rutin sebagai bagian dari gaji standar. Pekerja juga menuntut kenaikan gaji sebesar 8,16% atau tambahan senilai KRW 159.614 (Rp 1,8 juta). Tapi, Hyundai hanya menawarkan bonus kepada pekerja yang telah bekerja lebih dari 15 hari selama dua bulan dan menolak bonus dibayar reguler.