KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri Brigjen (Pol) Helmy Santika mengungkapkan, karyawan sindikat pinjaman online ilegal yang berperan sebagai debt collector dan SMS blaster digaji Rp 15 juta-Rp 20 juta sebulan. Selain itu, para karyawan tersebut difasilitasi tempat tinggal. "Gaji antara Rp 15 juta-Rp 20 juta per bulan dan untuk tempat tinggal, akomodasi disiapkan oleh si pendana," kata Helmy di Bareskrim Polri, Jakarta, Jumat (15/10/2021). Pemodal dari perusahaan ini adalah seorang warga negara asing berinisal ZJ. Ia beralamat di Tangerang, Banten. Namun, ZJ saat ini masuk dalam daftar pencarian orang (DPO). "Pendana atas nama ZJ," ucap Helmy.
Helmy menyampaikan, polisi masih terus mendalami perusahaan didanai ZJ. Menurut dia, alat-alat yang digunakan ZJ untuk para karyawan berasal dari luar negeri. "Tentu kami akan mempelajari semua, bagaimana peralatan ini bekerja, dari mana. Tentu kami bekerja sama (dengan Bea Cukai), karena ini bukan buatan dalam negeri," ujar dia. Baca Juga: OJK akan lakukan moratorium penerbitan izin pinjol Penyidik Bareskrim Polri menangkap tujuh orang di tujuh lokasi berbeda di Jakarta dalam kasus ini. Adapun tujuh orang tersebut sebagai debt collector dan operator SMS blasting.