Sejak pecah kongsi dengan seorang temannya bernama Sikin, Karyo fokus membenahi manajemen dan sumber daya manusia (SDM) di Soto Kudus Kauman. Ia berharap pembenahan itu bisa membuat usaha sotonya semakin berkibar.Pengalaman pecah kongsi dengan sang teman sangat membekas Karyo Sampurno Mustiko. Sejak pecah kongsi dengan salah seorang temannya bernama Sikin, ia pun fokus membenahi sistem manajemen dan sumber daya manusia (SDM) di Soto Kudus Kauman. Karyo tak ingin peristiwa serupa terulang kembali. Seperti diketahui, Sikin kini membuka usaha soto kudus sendiri dengan nama Soto Kudus Kauman juga. Ia khawatir, tanpa penguatan SDM dan manajemen, maka peristiwa serupa bakal terulang lagi. Karyo sendiri mengakui, pengelolaan SDM-nya masih belum begitu bagus. Makanya, pembenahan SDM ini menjadi prioritas utama. Selama melakukan pembenahan, Karyo menutup sementara tawaran kemitraan Soto Kudus Kauman. "Selama pembenahan ini saya juga belum akan membuka gerai baru," ujar Karyo. Ia menargetkan, pembenahan manajemen dan SDM ini bisa selesai paling lambat akhir tahun ini. Menurut Karyo, hingga saat ini permintaan menjadi mitra masih terus berdatangan. Namun, selama perbaikan belum selesai, ia belum membuka lagi tawaran kemitraan. Karyo bilang, dengan sistem saat ini, mengelola 14 gerai saja ia sudah kewalahan. "Nah, nanti kalau setiap permintaan saya terima tapi tidak siap, sama saja bunuh diri pelan-pelan," ujar karyo. Ia khawatir, jika kualitas produk dan pelayanan menurun, nama Soto Kudus Kauman bisa buruk di mata pelanggan. Karyo berjanji, begitu perbaikan internal selesai, ia akan memproses setiap permintaan menjadi mitra. Ia menargetkan, sistem kemitraannya ini akan efektif lagi mulai tahun depan. Bila pembenahan selesai dilakukan, ia berharap usaha sotonya bisa semakin berkibar. "Harapan saya waralaba Soto Kudus Kauman bisa besar seperti McDonald's," ujar Karyo.Karyo ingin jaringan gerai sotonya semakin kuat dan menjamur. Minimal, kata dia, di setiap kota ada Soto Kudus Kauman. Ia juga berharap brand Soto Kudus Kauman bisa semakin kuat di masyarakat. "Sehingga saat mengingat soto, masyarakat mengingat soto kudus Kauman," ujarnya.Karyo juga ingin waralaba sotonya bisa menjadi tempat nongkrong yang digemari sekaligus trendsetter di lini bisnisnya. Maka itu, Karyo juga berencana menambah menu-menu baru yang di setiap gerai sotonya. "Namun, soto tetap akan menjadi menu unggulan kami," jelas karyo.Selain membesarkan usaha sotonya, Karyo juga berniat merambah usaha lain. Saat ini, ia sudah mulai terjun ke usaha laundry. "Saya mulai bisnis ini dari kecil-kecilan," jelas Karyo. Selain laundry, ia juga sudah merencanakan untuk merambah jenis usaha lain. Namun, Karyo belum mau blak-blakan menyebut sektor usaha yang akan digarapnya."Yang penting ada hasilnya dan saya menyukai bidangnya," jelas Karyo yang semakin mantap berwirausaha.Selama mengelola usaha soto ini, Karyo memang banyak belajar tentang bisnis. Dari sebelumnya awam, kini ia sudah banyak menguasai, terutama bisnis dengan sistem waralaba. Tak heran, bila naluri bisnisnya kian terasah.(Selesai)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Karyo ingin sotonya besar seperti McDonald's (3)
Sejak pecah kongsi dengan seorang temannya bernama Sikin, Karyo fokus membenahi manajemen dan sumber daya manusia (SDM) di Soto Kudus Kauman. Ia berharap pembenahan itu bisa membuat usaha sotonya semakin berkibar.Pengalaman pecah kongsi dengan sang teman sangat membekas Karyo Sampurno Mustiko. Sejak pecah kongsi dengan salah seorang temannya bernama Sikin, ia pun fokus membenahi sistem manajemen dan sumber daya manusia (SDM) di Soto Kudus Kauman. Karyo tak ingin peristiwa serupa terulang kembali. Seperti diketahui, Sikin kini membuka usaha soto kudus sendiri dengan nama Soto Kudus Kauman juga. Ia khawatir, tanpa penguatan SDM dan manajemen, maka peristiwa serupa bakal terulang lagi. Karyo sendiri mengakui, pengelolaan SDM-nya masih belum begitu bagus. Makanya, pembenahan SDM ini menjadi prioritas utama. Selama melakukan pembenahan, Karyo menutup sementara tawaran kemitraan Soto Kudus Kauman. "Selama pembenahan ini saya juga belum akan membuka gerai baru," ujar Karyo. Ia menargetkan, pembenahan manajemen dan SDM ini bisa selesai paling lambat akhir tahun ini. Menurut Karyo, hingga saat ini permintaan menjadi mitra masih terus berdatangan. Namun, selama perbaikan belum selesai, ia belum membuka lagi tawaran kemitraan. Karyo bilang, dengan sistem saat ini, mengelola 14 gerai saja ia sudah kewalahan. "Nah, nanti kalau setiap permintaan saya terima tapi tidak siap, sama saja bunuh diri pelan-pelan," ujar karyo. Ia khawatir, jika kualitas produk dan pelayanan menurun, nama Soto Kudus Kauman bisa buruk di mata pelanggan. Karyo berjanji, begitu perbaikan internal selesai, ia akan memproses setiap permintaan menjadi mitra. Ia menargetkan, sistem kemitraannya ini akan efektif lagi mulai tahun depan. Bila pembenahan selesai dilakukan, ia berharap usaha sotonya bisa semakin berkibar. "Harapan saya waralaba Soto Kudus Kauman bisa besar seperti McDonald's," ujar Karyo.Karyo ingin jaringan gerai sotonya semakin kuat dan menjamur. Minimal, kata dia, di setiap kota ada Soto Kudus Kauman. Ia juga berharap brand Soto Kudus Kauman bisa semakin kuat di masyarakat. "Sehingga saat mengingat soto, masyarakat mengingat soto kudus Kauman," ujarnya.Karyo juga ingin waralaba sotonya bisa menjadi tempat nongkrong yang digemari sekaligus trendsetter di lini bisnisnya. Maka itu, Karyo juga berencana menambah menu-menu baru yang di setiap gerai sotonya. "Namun, soto tetap akan menjadi menu unggulan kami," jelas karyo.Selain membesarkan usaha sotonya, Karyo juga berniat merambah usaha lain. Saat ini, ia sudah mulai terjun ke usaha laundry. "Saya mulai bisnis ini dari kecil-kecilan," jelas Karyo. Selain laundry, ia juga sudah merencanakan untuk merambah jenis usaha lain. Namun, Karyo belum mau blak-blakan menyebut sektor usaha yang akan digarapnya."Yang penting ada hasilnya dan saya menyukai bidangnya," jelas Karyo yang semakin mantap berwirausaha.Selama mengelola usaha soto ini, Karyo memang banyak belajar tentang bisnis. Dari sebelumnya awam, kini ia sudah banyak menguasai, terutama bisnis dengan sistem waralaba. Tak heran, bila naluri bisnisnya kian terasah.(Selesai)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News