Kasus Aktif Covid-19 Tembus 20.000, Masyarakat Diminta Segera Vaksin Booster



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito mengatakan, per 12 Juli kasus aktif menembus 20.000 kasus. Dimana angka ini naik empat kali lipat dari bulan lalu periode sama. Angka kasus harian pertama kalinya mencapai 3.361 kasus dalam sehari.

Adanya kenaikan ini perlu diwaspadai masyarakat, artinya peningkatan tingkat penularan di tengah masyarakat. Positivity rate mingguan alami kenaikan pekan kedua bulan ini mencapai 5,12%. Angka ini sudah melewati standar Badan Kesehatan Dunia (WHO) yakni 5%.

"Kabar baiknya meskipun kasus aktif dan positivity rate meningkat, kasus kematian harian tidak mengalami kenaikan signifikan. Per kemarin 12 Juli jumlah kematian harian berjumlah 8 kematian. Meski di bawah 10 namun masing-masing adalah nyawa yang tidak bisa dihiraukan begitu saja," kata Wiku dalam konferensi pers virtual, Rabu (13/7).


Jawa-Bali menjadi provinsi dengan penyumbang terbesar kasus positif harian atau 95,4% total kasus positif berasal dari wilayah ini.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Indonesia 13 Juli 2022 Dekati 4.000 Per Hari, Ini Rekomendasi WHO

Dengan kenaikan kasus tersebut Wiku menegaskan, agar protokol kesehatan dapat disiplin dilakukan masyarakat utamanya pemakaian masker. Selain protokol kesehatan vaksinasi lengkap dan booster menjadi juga penting dilakukan. Wiku mengungkapkan, cakupan vaksinasi booster saat ini cenderung stagnan.

Cakupan booster tertinggi berasal dari Bali yakni 58%, disusul DKI Jakarta, Kepulauan Riau, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Barat dan Kalimantan Timur. Namun empat provinsi tersebut belum mencapai 50% cakupan booster. Bahkan 28 provinsi di Indonesia cakupan booster masih di bawah 30%.

"Saya tekankan kepada masyarakat untuk melakukan vaksinasi booster, karena dapat melindungi kita semua agar tetap sehat" imbuhnya.

Pemerintah menghimbau masyarakat meningkatkan kesiapsiagaan di tengah situasi kasus yang terus meninggi. Apalagi subvarian Omicron BA4 dan BA5 mendominasi hingga 81% varian Covid-19 di Indonesia saat ini.

Ia menambahkan, pentingnya tetap menjalankan protokol kesehatan pasca divaksin booster. Hal ini demi keselamatan di tengah kondisi penularan virus meningkat kembali.

Baca Juga: Warning WHO! Gelombang Baru Kasus Covid-19 Menunjukkan Pandemi Belum Berakhir

Secara data dan fakta, menunjukkan bahwa orang yang tidak menjalankan protokol kesehatan dengan baik dan benar, maka dapat kembali tertular, walaupun sudah divaksin booster. Ditemukannya reinfeksi pasca divaksin atau disebut breakthrough infection dapat terjadi pada semua orang terutama populasi rentan.

Seperti orang dengan gangguan imunitas, penderita komorbid, dan lansia. Breakthrough infection akan semakin sering terjadi jika jumlah virus meningkat, tidak diimbangi kepatuhan protokol kesehatan yang tinggi.

Terkait vaksin sendiri, pada prinsipnya memiliki 3 manfaat besar. Yaitu mencegah terinfeksi, mencegah perburukan apabila terinfeksi, dan mengurangi jumlah virus di dalam tubuh sehingga tidak mudah menularkan. Namun kembali protokol kesehatan tetap diperlukan meski masyarakat telah mendapatkan vaksinasi baik lengkap atau booster.

"Namun, dari 3 manfaat tersebut, ternyata 2 manfaat vaksin yang dirasakan saat seseorang terinfeksi juga dapat menegaskan bahwa seseorang yang sudah divaksin lengkap, bahkan booster sekalipun tidak menjamin dapat 100% kebal dari COVID-19," jelas Wiku.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi