JAKARTA. Fraksi Hanura menilai kasus impor beras Vietnam yang berlarut-larut dinilai menunjukkan semakin rendahnya kewibawaan pemerintah. Regulasi dipermainkan dengan memanfaatkan celah untuk kepentingan bisnis dan pihak yang paling dikorbankan adalah masyarakat terutama petani penghasil beras. "Kasus beras ini semakin membuktikan pemerintah mudah dipermainkan, bahkan oleh para importir yang pada dasarnya sama dengan para spekulan. Celah aturan dimanfaatkan untuk memasukkan komoditas primer seperti beras, dan harganya bisa lebih murah dari harga pasaran. Parahnya lagi dua kementerian, Perdagangan dan Pertanian tidak padu menjelaskan masalah ini," kata Ketua Fraksi Hanura Sarifuddin Sudding dalam keterangannya, Kamis (7/2). Sudding juga menilai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga abai pada masalah ini. Seharusnya, tambah Sudding, pemerintah jangan hanya melihat kasus ini terbatas pada mekanisme impor tetapi mencermati dampak beredarnya beras impor terhadap harga beras produksi petani Indonesia.
Kasus beras Vietnam, pemerintah dipermainkan
JAKARTA. Fraksi Hanura menilai kasus impor beras Vietnam yang berlarut-larut dinilai menunjukkan semakin rendahnya kewibawaan pemerintah. Regulasi dipermainkan dengan memanfaatkan celah untuk kepentingan bisnis dan pihak yang paling dikorbankan adalah masyarakat terutama petani penghasil beras. "Kasus beras ini semakin membuktikan pemerintah mudah dipermainkan, bahkan oleh para importir yang pada dasarnya sama dengan para spekulan. Celah aturan dimanfaatkan untuk memasukkan komoditas primer seperti beras, dan harganya bisa lebih murah dari harga pasaran. Parahnya lagi dua kementerian, Perdagangan dan Pertanian tidak padu menjelaskan masalah ini," kata Ketua Fraksi Hanura Sarifuddin Sudding dalam keterangannya, Kamis (7/2). Sudding juga menilai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga abai pada masalah ini. Seharusnya, tambah Sudding, pemerintah jangan hanya melihat kasus ini terbatas pada mekanisme impor tetapi mencermati dampak beredarnya beras impor terhadap harga beras produksi petani Indonesia.