Kasus Bumi tunjukkan kelemahan pengawasan bursa



JAKARTA. Kisruh Bumi Plc-Bakrie dan sengketa berkepanjangan PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk menunjukkan lemahnya pengawasan di pasar modal Indonesia. Padahal kasus-kasus itu mengkhawatirkan dan merugikan baik emiten maupun investor. 

Pernyataan tersebut dilontarkan President Director Center for Banking Crisis Achmad Deni Danuri di acara diskusi publik 'Menyoal Transparasi dan Akuntabilitas Emiten dan perusahaan Publik', Senin (17/12). "Dua kasus itu menunjukkan bahwa pengawas pasar modal di Indonesia belum menjalankan fungsinya sebagai pengawas pasar modal yang baik," kata Deni.

Menurut Deni, jika pengawas pasar modal tidak dapat menyelesaikan kasus tersebut secara tuntas, maka perkembangan pasar modal Indonesia akan sangat tertinggal dibandingkan negara lain. Belum lagi jika melihat perdagangan bebas ASEAN yang akan segera dimulai.


Deni menyinggung negara tetangga Indonesia, Malaysia yang telah menjadi negara dengan nilai penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) terbesar kedua di dunia mengalahkan Hongkong, China, dan London. 

Kembali pada persoalan kisruh Bumi Plc, ia menilai, jika Bumi tidak mencatatkan sahamnya di London Stock Exchange, maka rekayasa Bumi Plc tidak akan terdeteksi sebagai upaya untuk merugikan investor lainnya. "Ini memperlihatkan bahwa kualitas pasar modal Indonesia sangat lemah dan memalukan," tegas Deni.

Dia yakin, masih banyak informasi yang dianggap transparan di Bursa Efek Indonesia (BEI) namun sebetulnya tidak transparan, bahkan juga merugikan investor. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: