Kasus corona di AS terus naik, Wall Street justru menghijau dalam sepekan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah minggu perdagangan yang bergejolak, Wall Street melonjak di akhir perdagangan pekan ini. Bahkan, indeks S&P 500 mencetak rekor penutupan perdagangan tertinggi sepanjang masa. Jumat (13/11), S&P 500 naik 1,36%, menjadi 3.585,15.

Dow Jones Industrial Average naik 1,37% menjadi 29.479,81. Nasdaq Composite bertambah 1,02%, menjadi 11.829,29.

S&P 500 mencatat rekor penutupan tertinggi pada hari Jumat dengan laporan kinerja yang optimistis disertai dengan harapan bahwa vaksin Covid-19 akan berhasil meski kasus baru corona masih terus bertambah. Cisco Systems Inc menjadi penopang terbesar untuk S&P 500 setelah laporan kuartalannya menunjukkan lonjakan permintaan yang didorong oleh work from home.


Walt Disney Co juga naik seiring bisnis video streaming yang berkembang pesat dan pemulihan sebagian di taman hiburan mengurangi kerugian kuartalan. "Setidaknya untuk hari ini sepertinya sentimen mengenai potensi vaksin dikombinasikan dengan pengumuman pendapatan yang sangat kuat dari sejumlah perusahaan membuat investor berharap ekonomi dapat terus pulih," kata Michael Arone, kepala strategi investasi di State Street Global Advisors kepada Reuters.

Baca Juga: IHSG menguat 2,35% selama sepekan ke level 5.461,06, ditopang net buy investor asing

Tiga indeks saham utama Amerika Serikat (AS) jatuh pada Kamis setelah belasan negara bagian AS melaporkan dua kali lipat kasus Covid-19 baru dalam dua minggu terakhir. Walikota Chicago mengeluarkan nasihat tinggal di rumah selama sebulan.

Bahkan, kasus baru corona di AS terus mencapai rekor baru. AS mencatat kasus baru lebih dari 100.000 per hari dalam sembilan hari berturut-turut.

Tetapi seorang penasihat senior Presiden terpilih Joe Biden mengatakan tidak ada rencana lockdown nasional tahun depan. Dia sebaliknya berbicara tentang pembatasan untuk wilayah tertentu ketika penyebaran virus buruk di lokasi tersebut.

Arone mengatakan, keengganan untuk lockdown total kemungkinan akan memberi harapan bagi investor tetapi optimisme itu mungkin berlebihan. Dia mengutip peringatan resmi Fed tentang potensi kerusakan ekonomi akibat lonjakan kasus corona tanpa disertai paket stimulus baru.

Baca Juga: Net buy asing Rp 4,47 triliun sepekan, ini saham yang paling banyak dibeli & dijual

"Pasar mengecilkan sejumlah dampak dari peningkatan kasus dan tidak adanya stimulus terhadap ekonomi dan kinerja emiten. Investor pun tidak menilai potensi periode peluncuran vaksin dan distribusinya yang luas," kata Arone.

Dari 90% emiten penghuni indeks S&P 500 yang telah merilis kinerja kuartal ketiga. Refinitiv IBES memperkirakan penurunan laba 7,8% dari tahun lalu dibandingkan dengan prediksi 1 Oktober dengan penurunan 21,4%.

Meski sempat turun pada hari Kamis, Wall Street masih positif dalam sepekan. S&P 500 naik 2,16% untuk pekan ini. Dow Jones melesat 4,08% dalam lima hari perdagangan. Sedangkan Nasdaq justru melemah 0,55% dalam sepekan. Investor profit taking di saham-saham teknologi yang mendapat keuntungan dari work from home.

Baca Juga: Pekan ini menguat 0,28%, begini pergerakan rupiah pekan depan

Editor: Wahyu T.Rahmawati