Kasus corona di Jawa melonjak gara-gara varian Delta?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Juru Bicara Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan (Kemkes) Siti Nadia Tarmizi menerangkan, melihat tren lonjakan kasus saat ini dibandingkan dengan kondisi Desember - Januari, tergolong luar biasa.

"Desember Januari itu memang peningkatan kasus yang cukup tinggi yang kita alami tetapi, apa yang kemudian terjadi di Juni Juli ini laju peningkatan kasus menjadi luar biasa," jelas Nadia dalam Dialog Rabu Utama yang disiarkan kanal YouTube FMB9ID_IKP, Rabu (7/7).

Lebih lanjut, bahkan angka tertinggi kasus dapat mencapai 28.000 sampai dengan 30.000 sangat dimungkinkan disebabkan oleh adanya varian baru, yang kemungkinan besar adalah varian Delta.


Baca Juga: Satgas siapkan sistem monitoring dan evaluasi dalam pengetatan PPKM mikro

"Dengan pelaksanaan whole genome squencing itu kita mendapatkan sudah 553 baik itu variant of concern yang tadi diwaspadai dan variant of interest ya yang tadi sudah juga disampaikan. khusus untuk varian Delta ini terlihat sekali mendominasi ya terutama di pulau Jawa. Kalau kita melihat sampai saat ini dari 553 sekuens dari varian of concern itu 436 yaitu adalah varian Delta," jelasnya.

Dimana varian ini terbukti penularannya sangat cepat jika bandingkan dengan virus varian yang awal yang berasal dari Wuhan, China. Untuk varian awal yang berasal dari Wuhan, Nadia menyebut, hanya 2,5 sampai 3 kali penularannya. Namun, untuk varian Delta bisa 5 sampai 8 kali penularannya.

"Nah ini lah yang menjadi kewaspadaan yang kita bersama. Makanya kemudian pemerintah kemarin sejak tanggal 3 Juli menerapkan pelaksanaan PPKM darurat khusus untuk Jawa-Bali mengingat eskalasi terjadi peningkatan kasusnya sangat luar biasa," jelasnya.

Nadia menegaskan, penting dalam PPKM darurat ini agar dipatuhi bersama. Dimana jika berbicara mengenai PPKM darurat, maka sisi hulunya betul-betul memegang peranan penting.

Baca Juga: Akselerasi vaksinasi diharapkan mengurangi risiko munculnya varian baru Covid-19

"Kita harus mampu menstop penularan dari sisi hulu supaya memberikan kesempatan untuk orang yang sudah terinfeksi, orang-orang yang butuh pelayanan dengan gejala kondisi yang berat ataupun kritis itu betul-betul maksimal bisa terlayani," imbuhnya.

Adapun yang terjadi sekarang jumlah kasus yang sangat besar tidak memberikan kesempatan pada fasilitas pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan untuk bisa menangani secara optimal, karena begitu besarnya beban yang saat ini harus mereka kerjakan.

Maka untuk mengendalikan laju penularan pemerintah mendorong akselerasi vaksinasi. Dimana Badan Kesehatan Dunia, WHO sendiri mengatakan untuk segera melakukan akselerasi vaksinasi, lantaran semakin banyak orang yang terinfeksi atau tertular, maka varian-varian baru akan semakin berpotensi untuk bermunculan.

Selanjutnya: UPDATE Corona Indonesia, Rabu (7/7): Rekor lagi, tambah 34.379 kasus, taati prokes

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi