KONTAN.CO.ID - Data terbaru John Hopkins Unviersity pada hari ini, Senin (3/8), menunjukkan, kasus virus corona baru global menyentuh angka 18 juta. Itu berarti, terjadi penambahan satu juta kasus dalam tempo empat hari. Dalam beberapa hari terakhir, sejumlah kluster baru virus corona bermunculan, salah satunya di Australia. Lonjakan infeksi di negeri kanguru bahkan memaksa pemerintah setempat untuk kembali memberlakukan kebijakan lockdown. Bahkan, status "keadaan bencana" tersemat di Negara Bagian Victoria.
Di Filipina, pemerintah kembali menerapkan kebijakan lockdown di Ibu Kota Manila. Sementara Perdana Menteri Inggris Boris Johnson juga mempertimbangkan untuk mengunci Ibu Kota London. Baca Juga: WHO: Secara realistis, vaksin corona baru bisa digunakan tahun 2021 Sejak status pandemi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) keluarkan enam bulan lalu, virus corona sudah merenggut nyawa lebih dari 687.000 orang di berbagai belahan dunia. Wabah ini juga punya peran penting dalam krisis ekonomi dan berbagai masalah sosial di banyak negara. Berdasarkan rangkuman dari South China Morning Post, lebih dari setengah kasus berasal dari Amerika Serikat (AS) dan kawasan Amerika Latin. Pada Minggu (2/8), Penasihat Penanganan Virus Corona Gedung Putih Deborah Birx mengatakan, pandemi memasuki fase baru di AS.