Kasus corona Korea Selatan melonjak dari kluster gudang online shop



KONTAN.CO.ID - SEOUL. Korea Selatan melaporkan 79 kasus baru virus corona pada hari Kamis (28/5), terbesar sejak 5 April. Ini adalah kenaikan infeksi dalam tiga hari berturut-turut. Munculnya infeksi baru ini menimbulkan kekhawatiran meningkatnya gelombang kedua Covid-19 di negara yang sukses mengatasi wabah ini di awal-awal penyebaran.

Menteri Kesehatan Park Neung-hoo mengatakan, setidaknya 69 kasus sejauh minggu ini dikaitkan dengan sekelompok infeksi di fasilitas logistik di Bucheon, sebelah barat Seoul yang dioperasikan oleh Coupang Corp. Ini adalah salah satu perusahaan belanja online terbesar di Negeri Ginseng.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC), kasus-kasus baru ini membawa total kasus menjadi 11.344 dengan 269 kematian per Rabu (27/5). Program pengujian Korea Selatan yang kuat awal tahun ini dipuji karena bisa menekan tingkat kematian yang relatif rendah dalam pandemi global yang kini telah menewaskan lebih dari 350.000 orang.


Baca Juga: Bank sentral Korea Selatan pangkas suku bunga ke level terendah sepanjang sejarah

KCDC mengatakan bahwa kluster gudang ini kemungkinan besar terkait dengan wabah yang muncul di beberapa klub malam dan bar Seoul pada awal Mei. Kluster-kluster ini muncul setelah Korsel berupaya untuk melonggarkan aturan jarak sosial, membuka kembali sekolah-sekolah, dan mengendalikan infeksi virus baru.

Tidak seperti banyak negara, Korea Selatan tidak memaksakan penguncian ketat untuk melawan virus corona baru. Tapi, para pejabat mengatakan jika kasus baru terus meningkat, mereka mungkin mempertimbangkan untuk mengeluarkan pedoman baru.

Para pejabat kesehatan mengatakan bahwa mereka akan melakukan inspeksi di tempat pusat-pusat logistik di seluruh negeri. Ini adalah cara aktif Korea Selatan untuk mengembangkan kebijakan yang lebih baik untuk mencegah wabah di fasilitas tersebut.

Coupang, yang didukung oleh konglomerat teknologi Jepang SoftBank Group mengatakan, pihaknya menutup fasilitas Bucheon pada hari Senin. Mereka juga telah menutup fasilitas terpisah di Goyang, di pinggiran kota Seoul, setelah seorang karyawan dinyatakan positif di sana.

"Segera setelah diagnosis karyawan dikonfirmasi, Coupang mengirim pulang para karyawan. Para pegawai yang melakukan kontak pun melakukan karantina mandiri," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan, hari ini.

Baca Juga: Corona di AS: Capai 100.000, angka kematian melampaui korban tiga perang Amerika

Penyebaran wabah dan penutupan gudang terjadi ketika Coupang dan perusahaan e-commerce lainnya berjuang untuk mengikuti lonjakan pesanan. Ada lebih banyak orang memilih untuk berbelanja dari rumah selama wabah virus corona meskipun tidak ada penguncian yang ketat di Negeri K-Pop ini.

Menurut data Kementerian Perdagangan, penjualan pengecer online Korea Selatan termasuk Coupang melonjak masing-masing 34%, 17%, dan 17% secara tahunan pada bulan Februari, Maret dan April.

Angka ini berkebalikan dengan penjualan pengecer offline yang turun 7,5%, 18% dan 5,5% dalam tiga bulan yang sama dari tahun sebelumnya.

Editor: Wahyu T.Rahmawati