Kasus corona makin menggila, pengusaha tak ingin ada lockdown



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kasus positif corona di Indonesia makin menjadi dan jumlahnya sudah lebih dari 1 juta kasus. Meski begitu, sejumlah pengusaha menilai,  lockdown bukan pilihan yang tepat untuk mencegah penyebaran corona karena bisa menimbulkan dampak yang lebih mengkhawatirkan.

Chief Financial Officer PT Mustika Ratu Tbk (MRAT), Jodi Andrea Suryokusumo menilai, masalah Covid-19 bukan hanya soal pemerintah, swasta, atau masyarakat sendiri, melainkan masalah bersama. Menurutnya, dibutuhkan dukungan dari semua pihak untuk mengatasi masalah ini.

"Paling sederhana dengan menjalankan 3 M (mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak), kami mau tambahkan 1 M lagi yaitu menjaga imunitas," jelasnya kepada Kontan.co.id, Rabu (27/1).


Jodi bilang, banyak cara menjaga imunitas, salah satunya dengan mengonsumsi suplemen kesehatan seperti immunomodulator. Menurutnya banyak orang salah kaprah dengan minum vitamin C saja, padahal sebenarnya tubuh manusia butuh vitamin lainnya. Sedangkan, immunomodulator yang berfungsi untuk menjaga imunitas, bisa membantu pemerintah mencegah Covid-19 dan penyembuhan lebih cepat.

Baca Juga: UPDATE Corona Indonesia, Rabu (27/1): Bertambah 11.948 kasus baru, jangan lupa 5 M

Sebagai informasi, pada kuartal IV 2020, MRAT merilis produk immunomodulator bernama Herbamuno+ yang dibuat dengan memanfaatkan  bahan-bahan alami herbal yang ada di Indonesia, yaitu sambiloto, akar manis, meniran, jahe emprit, dan daun jambu.

"Sebagai pengusaha, kami akan mengikuti arahan dari pemerintah karena pemerintah tentu menimbang kebutuhan kesehatan dan ekonomi. Dua-duanya sangat penting," ujarnya.

Jodi menilai, lockdown bukan pilihan yang tepat untuk saat ini karena semisal ekonomi mati, khawatir ada kerusuhan, tentu akan menimbulkan kondisi yang lebih berbahaya.

Dihubungi terpisah, Managing Director Karoseri Delima Jaya, Winston Wiyanta menilai, saat ini langkah pemerintah sudah tepat dengan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

"Menimbang kondisi ekonomi dan bisnis di Indonesia yang menurun tajam sejak Maret 2020. Jika lockdown kembali saya pikir akan banyak perusahaan yang gulung tikar," jelasnya.

Harapan Winston untuk pemerintah, supaya masalah ini bisa terkendali, adalah dengan distribusi vaksin lebih banyak terserap agar waktu pemulihan ekonomi dan bisnis menjadi lebih cepat.

Kemudian, izin distribusi untuk vaksin berbayar (dengan merek yang berbeda dari vaksin gratis dari pemerintah) dapat disetujui segera, supaya masyarakat bisa bersama-sama mendapatkannya dan lebih cepat terserap.

Tak hanya itu, Winston berharap, insentif pajak serta program  keringanan dapat mengurangi beban perusahaan yang sedang bertahan hidup dalam pandemi ini. "Salah satunya mungkin dengan program tax amnesty jilid ke-2 di tahun 2021, yang akan sangat bermanfaat bagi pemerintah dan pengusaha juga," kata Winston.

Selanjutnya: Kasus corona tembus 1 juta, Jokowi minta karantina wilayah sampai RT/RW

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat