KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kasus Covid-19 kembali melonjak tinggi pada Februari 2022 ini. Di tengah lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia, bagaimana prospek saham SIDO? SIDO adalah kode saham dari PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk. Saham SIDO dinilai memiliki prospek cerah karena kinerja perusahaan diprediksi masih akan naik seiring penambahan jumlah kasus Covid-19. Kepala Riset Henan Putihrai Sekuritas Robertus Hardy rekomendasi
buy saham SIDO dengan target harga Rp 1.100 per saham. Sekadar informasi, harga SIDO ditutup di Rp 925 per saham hari ini, Senin (7/2), atau meningkat 0,54%.
Sepanjang tahun 2022 ini atau year to date, harga saham SIDO naik 55 poin atau 6,32%. Satgas Covid-19 mencatat ada tambahan 26.121 kasus baru infeksi virus corona hingga Senin 7 Februari 2022. Dengan demikian, total menjadi 4.542.601 kasus positif Covid-19 per 7 Februari 2022 Sementara itu, jumlah yang sembuh dari kasus positif Covid-19 per 7 Februari 2022 bertambah 8.577 orang sehingga menjadi sebanyak 4.191.604 orang.
Baca Juga: Kasus Covid-19 6 Februari 2022 di Jakarta Rekor, Simak Beda Gejala Omicron & Flu Sedangkan jumlah orang yang meninggal akibat kasus positif Covid-19 per 7 Februari 2022 di Indonesia bertambah 82 orang menjadi sebanyak 144.636 orang. Jumlah kasus positif Covid-19 per 7 Februari 2022 di Indonesia mencapai 206.361 kasus, bertambah 17.462 kasus dibanding sehari sebelumnya. Di tengah tingginya kasus Covid-19 tahun lalu, Sido Muncul membukukan pertumbuhan kinerja hingga dua digit pada tahun 2021. Penjualan dan laba bersih emiten berkode saham
SIDO itu meningkat masing-masing 20,55%
year on year (yoy) dan 35% yoy. Mengutip laporan keuangannya, penjualan SIDO mencapai Rp 4,02 triliun di tahun 2021. Sementara laba bersihnya dibukukan Rp 1,26 triliun. Kepala Riset Henan Putihrai Sekuritas Robertus Hardy mencermati, kinerja SIDO di tahun lalu berada di atas ekspektasi. Menurutnya, kenaikan kinerja SIDO ditopang oleh penjualan produk herbal dan suplemen yang berhasil bertumbuh seiring kesadaran masyarakat akan hidup sehat yang meningkat. Sekadar informasi, penjualan jamu herbal dan suplemen berkontribusi hingga Rp 2,69 triliun atau setara 66,99% terhadap total penjualan SIDO di tahun 2021. Kontribusi tersebut lebih tinggi 21,27% dibanding tahun 2020 yang tercatat Rp 2,22 triliun.
Baca Juga: IHSG Tembus All Time High, Berikut Rekomendasi Saham dari Analis Robertus memproyeksikan, pertumbuhan kinerja masih akan berlanjut di tahun 2022. Selain meningkatnya kesadaran masyarakat akan gaya hidup sehat, naiknya kembali kasus positif Covid-19 karena varian Omicron turut menjadi penopang. "Akan semakin meningkatkan kesadaran masyarakat untuk hidup sehat, yang berpotensi meningkatkan penjualan produk herbal dan suplemen perseroan," jelasnya kepada Kontan.co.id, Senin (7/2). Robertus memperkirakan, penjualan dan laba bersih SIDO bisa terkerek masing-masing 10% dan 15% sepanjang tahun 2022 ini. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto