Kasus COVID-19 di Singapura makin melonjak, tidak ada pelonggaran pembatasan baru



KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Tidak akan ada pelonggaran pembatasan untuk saat ini, menyusul lonjakan kasus lokal, Ketua Bersama Gugus Tugas Multi-Kementerian COVID-19 Lawrence Wong mengatakan pada Jumat (3 September).

"Kami tidak bermaksud membuat langkah pembukaan baru pada saat ini, karena ada jeda waktu antara timbulnya infeksi hingga penyakit serius, jadi kami ingin meluangkan waktu untuk memantau situasinya," katanya, seperti dikutip Channel News Asia.

Pernyataan itu muncul ketika Singapura melaporkan 216 kasus baru yang ditularkan secara lokal pada hari Jumat, dengan kemunculan kluster besar di terminal transit bus dan Bugis Junction. Ini kasus harian tertinggi dalam setahun terakhir. 


Direktur Layanan Medis Kementerian Kesehatan Singapura Kenneth Mak menyatakan pada Jumat, peningkatan kasus COVID-19 "tidak terduga" karena negeri Merlion melanjutkan lebih banyak kegiatan yang sebelumnya dibatasi.

Meskipun meningkat, Mak mengungkapkan, belum ada lonjakan signifikan dalam jumlah kasus COVID-19 yang memerlukan perawatan intensif. Menurutnya, tidak ada penerimaan pasien baru ke unit perawatan intensif (ICU) sejak 21 Agustus lalu.

Baca Juga: COVID-19 mengamuk, Singapura catat kasus lokal tertinggi dalam setahun terakhir

Dan, Wong menegaskan, tidak perlu memperketat pembatasan karena Singapura sudah memiliki cakupan vaksin yang tinggi dan sekarang mulai hidup berdampingan dengan pandemi COVID-19.

"Di masa lalu, ketika kita memiliki situasi kasus harian yang begitu tinggi, kita akan melihat langkah-langkah seperti peringatan yang lebih tinggi, atau bahkan pemutus sirkuit untuk mengendalikan infeksi," ujar Wong.

"Tetapi, kami berada dalam fase baru, di mana kami memiliki cakupan vaksin tingkat tinggi untuk melindungi warga Singapura, dan kami sekarang bergerak ke fase hidup dengan COVID dan menjadi tahan COVID," imbuhnya.

"Jadi, kami menilai, tidak perlu memaksakan pembatasan yang diperketat. Faktanya, kami hanya akan kembali ke postur yang diperketat sebagai upaya terakhir untuk mencegah sistem rumahsakit kami kewalahan," sebut dia.

Wong menambahkan, pihak berwenang akan melanjutkan pengujian agresif dan pelacakan kontak untuk memperlambat penularan dan menghindari lonjakan tak terkendali dalam kasus-kasus yang bisa dengan mudah membanjiri sistem rumahsakit.

Selanjutnya: WHO: Teori kebocoran laboratorium tidak disengaja terkait COVID-19 harus diselidiki

Editor: S.S. Kurniawan