Kasus Covid-19 Global Tembus 400 Juta, Bertambah 100 Juta Dalam Sebulan



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Pusat Sains dan Rekayasa Sistem di Universitas Johns Hopkins AS melaporkan sudah ada 400 juta kasus Covid-19 yang tercatat secara global per hari Selasa (8/2). Jumlahnya bertambah 100 juta hanya dalam waktu satu bulan.

Jumlah kasus sebenarnya bisa lebih tinggi dari itu mengingat banyak hasil rapid test dan tes mandiri di rumah tidak dilaporkan secara resmi. Banyak juga kasus di mana orang yang sebenarnya terinfeksi namun tidak menyadarinya karena tidak memiliki gejala.

Munculnya mutasi pada virus membuat penyebaran Covid-19 semakin cepat dalam satu tahun terakhir. Saat ini, varian Omicron menjadi yang paling dominan karena memiliki kemampuan penularan yang lebih kuat.


Baca Juga: WHO: Lebih Dari 90% Negara Mengalami Gangguan Layanan Kesehatan Dasar Karena Covid-19

Dunia mencatat 100 juta kasus pertamanya dalam waktu satu tahun. Kasus Covid-19 pertama diidentifikasi pada akhir 2019 dan yang ke-100 juta pada Januari 2021.

Menurut catatan New York Times, jumlahnya naik dua kali lipat hanya dalam tujuh bulan kemudian. Enam bulan sejak itu, jumlahnya sudah naik dua kali lipat.

Sementara itu sudah ada lebih dari 5,7 juta orang di dunia yang meninggal akibat Covid-19, lebih dari 900.000 di antaranya ada di Amerika Serikat. Secara global, rata-rata ada 10.900 orang yang meninggal karena Covid-19 setiap harinya.

Baca Juga: WHO: Berbahaya Menganggap Pandemi Covid-19 Hampir Berakhir

Vaksin masih jadi senjata utama yang disarankan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Saat ini diperkirakan sudah ada hampir 5 miliar orang yang menerima setidaknya satu dosis vaksin.

Sayangnya, ketimpangan dalam distribusi vaksin juga terus terjadi. Menurut proyek Our World in Data di Universitas Oxford, hanya 11% orang di negara-negara berpenghasilan rendah telah menerima dosis vaksin. Tertinggal sangat jauh dari 78% orang di negara-negara berpenghasilan tinggi dan menengah ke atas.

Afrika memiliki tingkat vaksinasi terendah dibandingkan benua lainnya dengan hanya 15,4% populasinya yang menerima setidaknya satu dosis.