KONTAN.CO.ID - Jakarta. Kasus positif Covid-19 di Indonesia pada pertengahan Juli 2022 bertambah semakin banyak dan mendekati jumlah 4.000 kasus. Simak rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terkait lonjakan kasus Covid-19 yang tak hanya terjadi di Indonesia tapi juga negara lain berikut. Satgas Penanganan Covid-19 mencatat ada tambahan 3.822 kasus baru infeksi virus corona pada Rabu 13 Juli 2022. Penambahan kasus Covid-19 harian di Indonesia ini meningkat dibandingkan sehari sebelumnya pada 12 Juli 2022 sebanyak 3.361 kasus. Dengan penambahan itu, total ada 6.120.169 kasus positif Covid-19 sejak pandemi corona terjadi di Indonesia pada Maret 2020.
Sementara itu, jumlah yang sembuh dari kasus positif Covid-19 pada 13 Juli 2022 bertambah 1.939 orang sehingga menjadi sebanyak 5.939.564 orang. Sedangkan jumlah orang yang meninggal akibat positif Covid-19 di Indonesia pada 13 Juli 2022 bertambah 12 orang menjadi sebanyak 156.818 orang. Jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia mencapai 23.787 kasus, bertambah 1.871 dari sehari sebelumnya. Mengutip Kompas.com. WHO menegaskan pandemi Covid-19 belum berakhir lantaran virus corona masih terus menyebar di seluruh dunia. Terlebih, saat ini terjadi lonjakan kasus infeksi Covid-19 di berbagai negara. Adapun jumlah kasus Covid-19 yang dilaporkan ke WHO meningkat hingga 30% dalam dua pekan terakhir, seiring dengan ditemukannya subvarian baru Omicron BA.2.75 dan pelonggaran aturan pengendalian virus. Baca Juga: Vaksinasi Booster Covid-19 Baru Mencapai 25% Target Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pun memperingatkan bahwa kondisi ini bisa menyebabkan lebih banyak tekanan pada sistem kesehatan maupun tenaga kesehatan. "Gelombang virus baru menunjukkan lagi bahwa Covid-19 belum berakhir. Ketika virus mendorong kita, kita harus melawan," ujar Tedros seperti dilansir dari AFP, Selasa (12/7/2022). Pada sebuah konferensi pers, dia menyampaikan bahwa ketika kasus penularan meningkat, pemerintah harus menerapkan langkah-langkah yang telah dilakukan sebelumnya termasuk mengenakan masker maupun protokol kesehatan lainnya. "Subvarian Omicron, seperti BA.4 dan BA.5, terus menyebabkan gelombang kasus, rawat inap, dan kematian di seluruh dunia," ucapnya. Di samping itu, tingkat pengawasan telah menurun secara signifikan termasuk pengujian dan pengurutan genom virus, menyebabkan semakin sulitnya untuk menilai dampak varian baru. Terutama pada penularan, karakteristik penyakit, serta efektivitas tindakan pencegahannya. “Virus ini bebas menyebar dan banyak negara tidak secara efektif mengatasi beban penyakit berdasarkan kapasitasnya,” ujar Tedros. Covid-19 masih darurat kesehatan global Komite darurat Covid-19 WHO telah bertemu pada Jumat lalu, dan memutuskan bahwa pandemi tetap menjadi darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional (public health emergency of international concern) -- status darurat tertinggi yang ditetapkan WHO. Dalam pertemuan itu, Direktur Kedaruratan WHO Michael Ryan mengatakan, perubahan terkait kebijakan pengujian terhadap virus menghambat deteksi kasus maupun pemantauan evolusi virus. Komite WHO pun menyatakan keprihatinan atas penurunan signifikan dalam upaya pengujian virus, yang mengakibatkan berkurangnya pengawasan serta pengurutan genom. Pihaknya menekankan, tidak adanya langkah-langkah untuk mengurangi penularan berisiko menyebabkan adanya varian baru dengan tingkat virulensi, penularan, serta potensi kemampuan menghindari antibodi yang berbeda dari varian sebelumnya. Pemberian vaksin booster kedua