Kasus Covid-19 Melonjak, Ekonom: Tak Berdampak Signifikan Terhadap Penjualan Ritel



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Center of Reform on Economics (Core) Indonesia menilai peningkatan kasus Covid-19 belakangan ini tak akan berdampak signifikan terhadap penjualan ritel.

Adapun Satgas Covid-19 mencatat hingga Jumat (28/4), ada 2.067 kasus baru Covid-19. Dengan demikian, total ada 6.771.072 kasus positif.

Ekonom Core Indonesia Yusuf Rendy Manilet menilai kenaikan kasus Covid-19 terhadap penjualan ritel akan dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Adapun penjualan ritel akan terganggu apabila ada kemungkinan kasus Covid-19 meningkat dalam periode waktu yang singkat.


Jika asumsi itu terjadi, ada kemungkinan pemerintah akan kembali memberlakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang sebelumnya telah dicabut di akhir Desember tahun lalu. Dengan demikian, mobilitas masyarakat juga akan terganggu.

Namun, dia beranggapan kenaikan kasus Covid-19 tak akan berpengaruh besar terhadap penjualan ritel. Hal itu berdasarkan indikator cakupan rasio tempat tidur di rumah sakit yang masih rendah.

Baca Juga: UPDATE Covid-19 Indonesia, 29 April 2023: Tambah 2.074 Kasus Baru, Meninggal 14

Ditambah persentase dari penularan Covid-19 juga masih di bawah standar World Health Organization (WHO).

"Menurut saya, pengaruh yang diberikan ke Indeks Penjualan Riil (IPR) tidak akan sebesar ketika kasus Covid-19 meningkat sangat drastis seperti dua tahun ke belakang yang mana didominasi varian Omicron dan Delta," ucap dia kepada Kontan.co.id, Jumat (28/4).

Sementara itu, Yusuf berpendapat peningkatan penyebaran Covid-19 belakangan ini kemungkinan terjadi karena adanya momentum libur panjang Lebaran.

Dia menyampaikan pemerintah perlu terus memonitor kenaikan kasus Covid-19 yang terjadi ke depannya. Oleh karena itu, pendekatan mitigasi seusai libur Lebaran juga perlu diterapkan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto