KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan stabilitas Sistem Keuangan (SSK) pada kuartal II 2021 berada dalam kondisi normal di tengah meningkatnya kembali kasus varian Delta Covid-19. Kondisi tersebut dilaporkan oleh forum Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang terdiri dari Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia (BI), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Sri Mulyani mengatakan, dari sisi tren perbaikan kinerja ekonomi global berlanjut pada kuartal II 2021, terutama ditopang oleh terus menguatnya kinerja ekonomi Amerika Serikat (AS) dan China.
Tercatat, realisasi pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal II 2021 mencapai 12,2%
year on year (yoy) sejalan dengan meningkatnya
Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur, relatif tingginya laju inflasi, dan menurunnya
initial jobless claim menuju ke level pra-pandemi.
Baca Juga: Sri Mulyani sudah siapkan anggaran pemenuhan target vaksinasi 2 juta dosis per hari Sementara itu, ekonomi Singapura dan China pada kuartal II 2021 juga kembali mencatat pertumbuhan positif, masing-masing sebesar 14,3% dan 7,9% secara tahunan. Setali tiga uang, perkembangan ekonomi tersebut turut berdampak pada meningkatnya transaksi perdagangan global dan harga komoditas. Selanjutnya, ekspektasi pemulihan global ke depan masih ditopang oleh langkah-langkah sejumlah negara maju yang masih mempertahankan stimulus fiskal dan moneter. Namun demikian, Menkeu mengatakan di tengah optimisme tersebut, sejumlah negara kembali menghadapi penyebaran varian Delta Covid-19, di antaranya Inggris, Belanda, Malaysia, China, Thailand, termasuk Indonesia. Dari sisi dalam negeri, Sri Mulyani mengatakan momentum penguatan kinerja ekonomi global dan kebijakan
countercyclical pemerintah serta kebijakan moneter dan sektor keuangan yang akomodatif telah mampu mendorong berlanjutnya arah pemulihan ekonomi nasional. Hasilnya, realisasi pertumbuhan ekonomi dalam negeri pada kuartal II 2021 tercatat 7,07% yoy. Menurut Sri Mulyani perkembangan tersebut menunjukkan arah dan strategi pemulihan ekonomi Indonesia yang baik.
Baca Juga: Insentif PPN DTP penjualan rumah diperpanjang, ini penjelasan Sri Mulyani Adapun realisasi belanja negara tumbuh relatif tinggi yakni 9,38% yoy pada semester I 2021, baik dalam bentuk belanja barang, program bantuan sosial (bansos), maupun belanja modal memberikan dorongan yang cukup signifikan pada komponen produk domestik bruto (PDB) dari sisi pengeluaran. Sementara itu, konsumsi pemerintah di kuartal II 2021 tumbuh 8,06% yoy. Kemudian, konsumsi masyarakat, yang mencakup sekitar 55% dari total PDB, mampu tumbuh 5,93%. “Selain faktor
base effect momentum Ramadan dan hari raya Idul Fitri, berbagai kebijakan Pemerintah dalam mendukung daya beli masyarakat," ujarnya saat Konferensi Pers KSSK, Jumat (6/8).
Editor: Noverius Laoli