Kasus Covid-19 Singapura kembali meledak, masyarakat diminta jangan lengah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski saat ini vaksin Covid-19 sudah ditemukan, nyatanya penyebaran virus ini masih terjadi secara masif. Salah satunya yang terjadi di negara tetangga kita, Singapura.

Eskalasi kasus Covid-19 di Negeri Singa tersebut melonjak. Singapura mencatat rekor baru kasus harian Covid-19 tertinggi sejak pandemi bergulir, dengan melaporkan 3.486 infeksi pada Selasa (5/10). Hal ini memunculkan kekhawatiran gelombang baru Covid-19.

Menyikapi perkembangan kasus infeksi yang terjadi di Singapura, Direktur dan Sekretaris Perusahaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) Antonius Marcos mengatakan, masyarakat Indonesia harus dapat mengambil pembelajaran tanpa harus mengalaminya,


Marcos sempat membaca berita, sebelum terjadinya gelombang pandemi di Singapura, sebenarnya kondisi di Singapura saat itu sudah sangat kondusif, walaupun memang masih terdapat beberapa kasus harian.

Baca Juga: Gejala Covid-19 yang menandakan long covid, apa saja?

Pemerintah Singapura mulai memberi kelonggaran, seperti dibukanya kembali tempat-tempat hiburan seperti karaoke dan lainnya. “Dan menurut saya, dibukanya (tempat-tempat hiburan) terlalu cepat dan tidak secara bertahap, sehingga virus Covid-19 yang sebenarnya masih ada kembali menggila,” terang Marcos kepada Kontan.co.id, Kamis (7/10).

Marcos menilai pemerintah Indonesia saat ini sudah mengambil pembelajaran dari peristiwa tersebut. Walaupun kondisi pandemi Covid-19 di tanah air sudah sangat kondusif, tetapi pemerintah tetap berhati-hati dan memberikan kelonggaran secara bertahap-tahap.

“Menurut saya, langkah itu sangat tepat karena virus Covid-19 masih ada, sehingga tetap harus waspada dan berhati-hati. Kuncinya adalah disiplin prokes Covid-19 dan percepatan vaksinasi,” sambung dia.

Sehingga, Marcos pribadi menyikapi fenomena ini dengan tetap menganggap bahwa virus Covid-19 masih ada. Sehingga, dirinya tidak mengurangi prokes yang telah dan masih dilakukan hingga saat ini. Marcos tetap menjalankan protokol 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan.

Dan yang terpenting  adalah selalu menjaga kondisi badan agar selalu prima. Menurut Marcos, kondisi badan yang prima adalah benteng pertahanan utama di dalam menghadapi musuh-musuh yang tidak terlihat ini.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Selanjutnya: Kelompok ini memiliki risiko long covid yang tinggi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .