Kasus Covid-19 tembus 1 juta, IHSG rawan terkoreksi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah dalam enam hari perdagangan terakhir. IHSG ambles 2,12% atau terpangkas 129,78 poin ke level 5.979,38 pada perdagangan Kamis (28/1). Dalam sepekan IHSG melemah 6,77% dan turun 7% dalam enam hari perdagangan.

Deputy Head of Research PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk Willinoy Sitorus mengatakan, ada beberapa faktor yang membuat IHSG cenderung terkoreksi, salah satunya pengetatan aktivitas di sejumlah negara termasuk Indonesia.

Dari dalam negeri, melesatnya kasus positif Covid-19 juga menekan pergerakan IHSG. Per Selasa (26/1) silam, jumlah kasus positif Covid-19 menembus angka 1 juta. Dia menilai, pergerakan IHSG masih akan dibayangi oleh kenaikan kasus Covid-19.


Pasar juga akan mencermati penanganan Covid-19. "Ketidakpastian masih sangat tinggi dan sangat ditentukan oleh pengembangan vaksin, distribusi, dan keampuhan vaksin. Selain itu tergantung bagaimana dunia menangani varian baru Covid-19," ungkapnya, Kamis (28/1).

Baca Juga: IHSG melemah total 7% enam hari beruntun ke bawah level 6.000 hingga Kamis (28/1)

Guna menekan kasus Covid-19, dia melihat tak menutup kemungkinan pemerintah akan memperketat kegiatan masyarakat. Hanya saja, ada hal fundamental yang paling penting yakni membenahi data Covid-19 agar selaras antara data daerah dan pusat. Pasalnya sejauh ini banyak data Covid-19 yang tidak segaram.

Selain itu testing dan tracing Covid-19 bisa lebih ditingkatkan lagi. "Menurut saya dua hal yang penting yaitu membenarkan data Covid-19 dan strategi yang tepat untuk testing serta tracing-nya," imbuh Willy.

Kemudian, sambungnya, untuk meredam kepanikan pasar pemerintah juga bisa mempercepat program vaksinasi. Adapun IHSG bisa bangkit lagi apabila ada sentimen positif salah satunya dari keberhasilan penanganan Covid-19. Dia memprediksikan IHSG akan bergerak di rentang 5.850 hingga 5.930 pada akhir pekan ini.

Baca Juga: Harga minyak WTI diproyeksi bisa menguji US$ 60 per barel pada tahun ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati