Kasus Covid-19 Tembus 100.000, Korea Selatan Malah Melonggarkan Aturan Jarak Sosial



KONTAN.CO.ID - SEOUL. Kasus Covid-19 harian di Korea Selatan akhirnya tembus 100.000 kasus untuk pertama kalinya sejak pandemi dimulai. Infeksi harian diprediksi bakal terus meningkat setelah pemerintah memilih melonggarkan sejumlah aturan jarak sosial guna membantu pedagang kecil yang terdampak pandemi.

Jumat (18/2), Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) melaporkan 109.831 infeksi Covid-19 baru. Jumlah tersebut termasuk 109.715 kasus lokal, dan meningkatkan total beban kasus menjadi 1.755.806 sepanjang pandemi berlangsung.

Korban tewas akibat Covid-19 di Korea Selatan mencapai 7.283, atau bertambah 45 dari laporan hari sebelumnya. KDCA mencatat, tingkat kematian di Korea Selatan masih rendah yakni 0,41%.


Jumlah infeksi harian telah melonjak dalam beberapa minggu terakhir karena penyebaran cepat varian Omicron. Infeksi harian hampir dua kali lipat hanya dalam seminggu setelah melampaui 50.000 untuk pertama kalinya pada 10 Februari lalu.

Baca Juga: Kasus Covid-19 15 Februari 2022 Rekor, Negara Ini Siap Berdamai dengan Corona

Terlepas dari lonjakan kasus, pemerintah memutuskan untuk memperpanjang jam operasional kafe dan restoran selama 1 jam menjadi pukul 10 malam, mulai akhir pekan ini. Hal tersebut meningkatkan kekhawatiran atas lonjakan infeksi lebih lanjut.

Langkah itu dilakukan di tengah reaksi keras dari pedagang kecil dan wiraswasta yang mengeluh bahwa tindakan antivirus yang diperketat akan menurunkan penjualan.

Perdana Menteri Kim Boo-kyum mengatakan, pembatasan antivirus yang sebagian dilonggarkan akan diberlakukan mulai Sabtu (19/2) hingga 13 Maret mendatang. Sementara itu, batas pertemuan pribadi tetap sama yakni enam orang.

Pihak berwenang dilaporkan telah mempertimbangkan untuk menaikkan batas ukuran pertemuan pribadi menjadi delapan orang tetapi memutuskan untuk mempertahankan level saat ini karena situasi virus memburuk dengan penyebaran varian Omicron.

"Kami tidak dapat mengabaikan kenyataan pedagang kecil dan wiraswasta," kata Kim selama pertemuan tanggapan Covid-19. "Sampai gelombang Omicron bergeser ke tren menurun setelah melewati puncaknya, kami memutuskan untuk mempertahankan struktur sistem jarak saat ini."

Kim menambahkan, pemerintah juga memutuskan untuk menunda pengenalan sistem izin vaksin remaja selama 1 bulan hingga April mendatang.

Pemerintah sebelumnya mengumumkan akan memperluas sistem izin vaksin, yang memerlukan bukti vaksinasi atau hasil tes PCR negatif untuk memasuki fasilitas multi guna, untuk anak berusia 12 hingga 18 tahun.

Baca Juga: Mulai Pulih, Tingkat Pengangguran Korea Selatan di Januari 2022 Turun

Korea Selatan baru-baru ini beralih ke sistem perawatan di rumah yang ditingkatkan untuk memfokuskan sumber daya medisnya pada pasien yang lebih serius dan mereka yang berisiko tinggi terinfeksi di tengah kasus yang melonjak.

Menurut para ahli, puncak virus diperkirakan akan berlalu sekitar akhir Februari dan pertengahan Maret.

Kim juga meminta Majelis Nasional untuk segera meninjau dan mengkonfirmasi ukuran anggaran tambahan yang dirancang untuk membantu usaha kecil yang dilanda pandemi. Partai-partai politik telah berargumen bahwa anggaran tambahan yang diusulkan pemerintah sebesar 14 triliun won (US$11,6 miliar) harus diperluas.

Untuk meringankan penderitaan pedagang kecil, Kim bilang, pemerintah sedang meninjau rencana perpanjangan jatuh tempo pinjaman dan penangguhan pembayaran layanan utang.

Editor: Anna Suci Perwitasari