KONTAN.CO.ID - Jakarta. Lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia terus terjadi dan telah menembus jumlah 3.000-an per hari pada 12 Juli 2022. Kewaspadaan terhadap Covid-19 harus terus ditingkatkan karena varian Omicron terus bermutasi. Terbaru, muncul Omicron BA.5.2.1 yang terdeteksi di Shanghai, China. Satgas Penanganan Covid-19 mencatat ada tambahan 3.361 kasus baru infeksi virus corona pada 12 Juli 2022. Ini merupakan kali pertama kasus Covid-19 menembus level 3.000-an per hari sejak varian Omicron BA.4 dan BA.5 terdeteksi di Indonesia. Sehari sebelumnya atau pada 11 Juli 2022, penambahan kasus positif Covid-19 hanya sebesar 1.681 orang. Dengan jumlah kasus Covid-19 yang terus bertambah tiap hari, maka total kasus Covid-19 di Indonesia sejak pandemi corona sebanyak 6.116.347 orang.
Sementara itu, jumlah yang sembuh dari kasus Covid-19 pada 12 Juli 2022 bertambah 1.780 orang sehingga menjadi sebanyak 5.937.625 orang. Sedangkan jumlah orang yang meninggal akibat kasus Covid-19 pada 12 Juli 2022 di Indonesia bertambah 7 orang menjadi sebanyak 156.806 orang. Jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia mencapai 21.916 kasus, bertambah 1.573 dari sehari sebelumnya. Kewaspadaan terhadap Covid-19 harus kembali ditingkatkan. Pasalnya, virus corona varian Omicron terus bermutasi. Mengutip
Kompas.com, Kota Shanghai, China, telah menemukan kasus Covid-19 yang melibatkan subvarian baru Omicron BA.5.2.1. Kasus subvarian baru ini ditemukan di distrik keuangan Pudong pada 8 Juli 2022, terkait dengan kasus dari luar negeri. Adapun kasus subvarian baru ini menandakan permasalahan baru yang dihadapi China untuk mengikuti mutasi subvarian saat mengejar kebijakan nol kasus.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Global Melonjak 30% dalam 2 Pekan, Ini Penyebab Ganda Menurut WHO Pemerintah Kota Shanghai telah menghentikan lockdown yang berlangsung sekitar dua bulan pada awal Juni lalu. Namun, otoritas setempat terus memberlakukan pembatasan ketat segera setelah rantai transmisi potensial baru muncul. “Baru-baru ini kota kami terus melaporkan lebih banyak kasus positif yang ditularkan secara lokal dan risiko penyebaran epidemi melalui masyarakat tetap sangat tinggi,” ujar Komisi Kesehatan Shanghai Zhao, seperti dikutip CNA, Senin (11/7/2022). Ia menambahkan, penduduk di beberapa distrik utama Shanghai akan menjalani dua putaran tes Covid-19 pada 12 hingga 14 Juli mendatang sebagai upaya mengendalikan potensi wabah baru. Varian Omicron BA.5, yang mendorong gelombang baru infeksi Covid-19 di luar negeri, pertama kali ditemukan di China pada 13 Mei 2022. Kasus terjadi pada seorang pria berusia 37 tahun yang terbang ke Shanghai dari Uganda. Varian BA.5 telah terbukti memiliki tingkat penularan yang lebih cepat dan kemampuan kekebalan lebih baik. Namun, vaksinasi masih tetap efektif memberikan perlindungan BA.5 terhadap kasus serius atau kematian.
Baca Juga: Kasus Harian Covid-19 di Indonesia Menembus Angka 3.000, Kapan Puncak Gelombang? Dilansir dari NBC News, gejala dari Omicron BA.5 yang paling umum dilaporkan meliputi pilek, sakit tenggorokan, sakit kepala, batuk terus-menerus, dan kelelahan. Adapun subvarian BA.5 lebih mudah menghindari perlindungan dari vaksin dan riwayat infeksi sebelumnya. Diperkirakan, subvarian ini sekitar tiga kali lebih sensitif terhadap antibodi penetralisir dari vaksin yang ada dibandingkan dengan versi asli varian Omicron, BA.1. Penelitian lain menunjukkan, BA.5 empat kali lebih tahan terhadap antibodi dari vaksin daripada BA.2, yang menggantikan varian Omicron sebagai versi dominan virus corona di Amerika Serikat pada April lalu. Menurut data Zoe COVID Symptom Study, kurang dari sepertiga orang yang disurvei melaporkan demam. Kendati begitu, sejauh ini belum ditemukan bahwa varian tersebut menyebabkan penyakit yang lebih parah atau kematian. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto