JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) langsung melakukan pengusutan atas kasus dugaan suap oleh penyedia ATM asal Amerika Serikat, Diebold Inc. Tim audit internal BRI pun sudah mulai bergerak. "Tim internal kami sudah mulai mengumpulkan data-data sehubungan pengadaan mesin ATM," kata sekretaris perusahaan BRI, Muhammad Ali kepada KONTAN, Kamis (24/10). Data-data yang dikumpulkan mulai dari dokumen pengadaan sampai laporan surat perjalanan dinas. "Setiap pejabat melakukan perjalanan seluruh dibebankan BRI. Pesawat hotel semua beban dinas," jelasnya. Menurutnya, tim internal ini tidak secara khusus dibentuk untuk kasus ini. Tetapi tim audit internal yang sudah ada. Pemeriksaan internal ini juga sehubungan permintaan dari Bank Indonesia (BI). Ali menuturkan, pihaknya sudah memberikan penjelasan menyangkut kasus ini ke BI. Ali menuturkan proses pengadaan mesin ATM di BRI melalui tender terbuka. Untuk Diebold, terakhir kali BRI menggunakan mesin ATM-nya tahun 2006 untuk 100 unit. "2007 sampai sekarang kita tidak menggunakan mesin dari Diebold," katanya. Selanjutnya, BRI juga telah melakukan mengganti seluruh mesin atm asal Diebold. Mengingat masa usia mesin sudah lewat lima tahun. "Kita kini menggunakan wincore, NCR, dan Hyosung untuk 15400 mesin atm," jelasnya. Ali menegaskan tim internal ini akan segera mungkin menyelesaikan pemeriksaannya. Nantinya, laporan tim ini akan disampaikan ke BI. Sebelumnya, dalam dokumen Securities and Exchange Commission (SEC) disebutkan adanya praktik suap kepada pejabat di tiga bank pelat merah. Suap berupa jalan-jalan dan uang saku ke Eropa, Hongkong, Bali dan lain-lain dengan total nilai US$147.000.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Kasus Diebold, BRI lakukan pemeriksaan internal
JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) langsung melakukan pengusutan atas kasus dugaan suap oleh penyedia ATM asal Amerika Serikat, Diebold Inc. Tim audit internal BRI pun sudah mulai bergerak. "Tim internal kami sudah mulai mengumpulkan data-data sehubungan pengadaan mesin ATM," kata sekretaris perusahaan BRI, Muhammad Ali kepada KONTAN, Kamis (24/10). Data-data yang dikumpulkan mulai dari dokumen pengadaan sampai laporan surat perjalanan dinas. "Setiap pejabat melakukan perjalanan seluruh dibebankan BRI. Pesawat hotel semua beban dinas," jelasnya. Menurutnya, tim internal ini tidak secara khusus dibentuk untuk kasus ini. Tetapi tim audit internal yang sudah ada. Pemeriksaan internal ini juga sehubungan permintaan dari Bank Indonesia (BI). Ali menuturkan, pihaknya sudah memberikan penjelasan menyangkut kasus ini ke BI. Ali menuturkan proses pengadaan mesin ATM di BRI melalui tender terbuka. Untuk Diebold, terakhir kali BRI menggunakan mesin ATM-nya tahun 2006 untuk 100 unit. "2007 sampai sekarang kita tidak menggunakan mesin dari Diebold," katanya. Selanjutnya, BRI juga telah melakukan mengganti seluruh mesin atm asal Diebold. Mengingat masa usia mesin sudah lewat lima tahun. "Kita kini menggunakan wincore, NCR, dan Hyosung untuk 15400 mesin atm," jelasnya. Ali menegaskan tim internal ini akan segera mungkin menyelesaikan pemeriksaannya. Nantinya, laporan tim ini akan disampaikan ke BI. Sebelumnya, dalam dokumen Securities and Exchange Commission (SEC) disebutkan adanya praktik suap kepada pejabat di tiga bank pelat merah. Suap berupa jalan-jalan dan uang saku ke Eropa, Hongkong, Bali dan lain-lain dengan total nilai US$147.000.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News