Kasus Harian Covid-19 Indonesia Tembus 1.000, Sampai Kapan Tren Kenaikan Berlanjut?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kasus harian Covid-19 di Indonesia mengalami kenaikan dalam beberapa waktu terakhir. Bahkan kenaikan kasus harian itu tembus di atas 1.000 kasus. Dilansir dari Worldometers, Kamis (23/6/2022) pukul 07.30 WIB, kenaikan kasus konfirmasi Covid-19 mencapai 1.985 kasus. Dengan adanya kenaikan tersebut, total kasus Covid-19 di Indonesia saat ini mencapai 6.072.918. 

Adapun total pasien yang dinyatakan sembuh adalah 5.904.825 dan jumlah kematian mencapai 156.702. Kenaikan Covid-19 di Indonesia mengakibatkan negara tersebut menempati posisi ke-19 sebagai negara dengan catatan kasus tertinggi di dunia. 

Lantas, sampai kapan potensi kenaikan kasus Covid-19 akan terjadi di Indonesia? 


Analisis epidemiolog soal kenaikan kasus Covid-19 

Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman mengatakan bahwa kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia ini akan terjadi dalam beberapa bulan ke depan. Terutama setelah ditemukannya varian Omicron BA. 4 dan BA. 5 di Indonesia. 

Baca Juga: IDI Sarankan Tes PCR Diberlakukan Lagi, Syarat Perjalanan Bisa Kembali Diperketat

"Kenaikan Covid-19 ini jelas akan berlangsung ya setidaknya satu sampai dua bulan ya," ujar Dicky, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (23/6/2022). "Setidaknya kita akan menghadapi masa rawan sampai Agustus ya paling tidak," imbuhnya. 

Kendati demikian, kenaikan kasus Covid-19 saat ini berbeda dengan fenomena kenaikan kasus Covid-19 varian Delta yang sebelumnya pernah terjadi. Saat itu, lonjakan kasus sangat tinggi hingga ketersediaan rumah sakit di Indonesia cukup penuh. Berbeda dengan kejadian saat itu, Dicky mengatakan bahwa lonjakan kasus Covid-19 saat ini akan terjadi secara lebih lambat. 

Meskipun lonjakan kasus diperkirakan tidak separah varian Delta, Dicky tetap mengimbau bahaya kasus Covid-19 ketika menyerang kelompok yang rentan. 

"Hanya pada kelompok-kelompok yang rawan, yang populasi berisiko tinggi seperti lansia, komorbid, ataupun yang cakupan vaksinasinya masih minim itu yang paling berbahaya," tuturnya. 

Pasalnya, Omicron subvarian BA.4 dan BA.5 ini adalah subavarian yang memiliki tingkat penularan paling cepat dan paling efektif menghindari antibodi jika dibandingkan dengan subvarian lainnya.

Prediksi Puncak Kasus

Sementara itu, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Profesor Zubairi Djoerban memprediksi bahwa angka kenaikan Covid-19 akibat penularan subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 tidak akan terlalu tinggi. 

"Perhitungan saya puncaknya tidak akan terlalu, tapi mungkin agak lama seperti gunung bukan yang puncaknya tinggi tapi gunung yang agak panjang," ujarnya dilansir dari Kompas.com (20/6/2022). 

Baca Juga: Penambahan Vaksinasi Covid-19 Mencapai 340.177 Dosis pada 22 Juni

Hal serupa juga terjadi di beberapa negara lainnya, salah satunya Malaysia. Kendati kenaikan diprediksi tidak terjadi secara signifikan, pemerintah tetep diimbau untuk segera melakukan mitigasi Covid-19 dengan meningkatkan cakupan vaksinasi dosis kedua dan booster hingga pengetatan mobilitas dan penerapan protokol kesehatan. 

Selain itu, pemerintah juga perlu memerhatikan kenaikan angka positivity rate mingguan. 

"Begitu positivity rate-nya sudah 5 persen lebih itu sudah lebih serius walaupun yang disebut amat serius kalau di atas 10 persen," terang dia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kasus Harian Covid-19 Indonesia Tembus di Atas 1.000, sampai Kapan Potensi Kenaikan Akan Terjadi?"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .