KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) meminta Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melakukan seleksi atas perusahaan-perusahaan yang akan berinvestasi di Indonesia. Hal ini setelah adanya kasus pailit kontraktor asal China yaitu Qingjian International (South Pacific) Group Development (CNQC). Ketua Bidang Keuangan dan Perbankan Badan Pengurus Pusat (BPP) HIPMI, Ajib Hamdani mendorong BKPM harus mempunyai alat ukur kuantitatif dan kualitatif dalam melakukan seleksi atas perusahaan-perusahaan yang akan berinvestasi di Indonesia. Hal tersebut untuk memastikan kualitas fundamental usahanya bagus dan likuid, agar tidak kontraproduktif dengan tujuan investasi itu sendiri. Sehingga, yang dirugikan sub contractor (Subcon) lokal dan proyek dalam negeri yang mangkrak.
Kasus kontraktor China CNQC pailit, pemerintah diminta selektif soal investor
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) meminta Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melakukan seleksi atas perusahaan-perusahaan yang akan berinvestasi di Indonesia. Hal ini setelah adanya kasus pailit kontraktor asal China yaitu Qingjian International (South Pacific) Group Development (CNQC). Ketua Bidang Keuangan dan Perbankan Badan Pengurus Pusat (BPP) HIPMI, Ajib Hamdani mendorong BKPM harus mempunyai alat ukur kuantitatif dan kualitatif dalam melakukan seleksi atas perusahaan-perusahaan yang akan berinvestasi di Indonesia. Hal tersebut untuk memastikan kualitas fundamental usahanya bagus dan likuid, agar tidak kontraproduktif dengan tujuan investasi itu sendiri. Sehingga, yang dirugikan sub contractor (Subcon) lokal dan proyek dalam negeri yang mangkrak.