Kasus Penularan Lokal Omicron di Indonesia Sudah Ada, Apa yang Harus Dilakukan?



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kasus penularan Covid-19 varian omicron pertama secara lokal sudah ada. Potensi adanya kasus omicron di Indonesia sebelum pengetatan telah diprediksi oleh sejumlah epidemiolog sebelumnya. Oleh karena itu penemuan kasus lokal dinilai sebagai fenomena gunung es.

Kasus yang ada saat ini dinilai tidak menggambarkan kondisi sebenarnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan peningkatan kapasitas respon oleh pemerintah.

"Yang dilakukan tetap testing, tracing, dan terutama vaksinasi yang harus dikejar," ujar Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (28/12).


Baca Juga: Menkes Sebut Pemberian Vaksin Booster Moderna dan Pfizer Tengah Dalam Penelitian

Selain itu penerapan protokol kesehatan juga menjadi kunci utama dalam menanggulangi penyebaran Covid-19. Antara lain dengan menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

Saat ini pemerintah telah menemukan 47 kasus Covid-19 varian omicron. Meski terdapat satu kasus yang ada di tengah masyarakat, Dicky menyarankan tak perlu dilakukan pembatasan secara ketat.

"Tidal perlu ada lockdown, tidak perlu ada pembatasan darurat," kata Dicky.

Menurutnya, untuk meningkatkan isolasi karantina bagi pasien dan kontak erat. Selain itu, vaksinasi juga menjadi penentu dalam penanganan Covid-19.

Ia juga menyampaikan pentingnya pemberian dosis ketiga atau booster dalam vaksinasi. Terutama bagi penerima vaksin yang telah melewati masa 7 bulan. 

Sebagai informasi, saat ini angka vaksinasi dosis pertama sebanyak 157,8 juta orang dan dosis kedua 111,56 juta orang. Sementara target vaksinasi Indonesia sebanyak 208,26 juta orang.

Baca Juga: UPDATE Corona Indonesia, 28 Desember: Tambah 278 Kasus Baru, Ingat Jaga Prokes

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat