Kasus Positif Corona di Indonesia Naik Lagi, Ini Gejala Covid-19 Omicron BA.4 & BA.5



KONTAN.CO.ID - Jakarta. Kasus penularan virus corona penyebab Covid-19 di Indonesia kembali melonjak pada 14 Mei 2022. Simak gejala infeksi virus corona varian Omicron BA.4 dan BA.5 yang menjadi penyebab peningkatkan kasus Covid-19 di Indonesia.

Mengenali perbedaan gejala infeksi virus corona varian Omicron BA.4 dan BA.5 penting untuk deteksi dini. Pasalnya, varian Omicron BA.4 dan BA.5 menimbulkan gejala yang berbeda dengan virus corona varian sebelumnya.

Melansir data Satgas Covid-19, hingga Selasa (14/6) ada tambahan 930 kasus baru corona. Dengan demikian, total menjadi 6.062.009 kasus positif Corona sejak pandemi Covid-19 terjadi Indonesia pada Maret 2022.


 Penambahan kasus Covid-19 pada Selasa (14/6) meningkat pesat dibandingkan sehari sebelumnya. Pada 13 Juni 2022, penambahan kasus Covid-19 di Indonesia sebanyak 591 kasus baru.

Sementara itu, jumlah yang sembuh dari kasus Covid-19 pada 14 Juni 2022 bertambah 548 orang sehingga menjadi sebanyak 5.900.049 orang.

Sedangkan jumlah orang yang meninggal akibat Covid-19 di Indonesia pada 14 Juni 2022 bertambah 10 orang menjadi sebanyak 156.662 orang.

Jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia per 14 Juni 2022 mencapai 5.298 kasus, bertambah 372 dari sehari sebelumnya.

Baca Juga: Data Corona Indonesia, 14 Juni: Tambah 930 Kasus Baru, Ada 5.298 Kasus Aktif

Kementerian Kesehatan menganalisa, penyebab lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia pada Mei 2022 ini adalah virus corona varian Omicron BA.4 dan BA.5. Infeksi virus corona varian Omicron BA.4 dan BA.5 sudah terdeteksi di sejumlah wilayah sejak awal Mei 2022, an

Mengutip Kompas.com, sebagian besar penderita positif Covid-19 Omicron BA.4 dan BA.5 yang terdeteksi di Bali dan Jakarta tidak bergejala dan merasakan gejala ringan, sedangkan satu penderita merasakan gejala sedang.

Terdapat delapan laporan kasus positif Covid-19 subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 terdeteksi di Indonesia, per Minggu (12/6/2022). Dari temuan kasus itu, dua penderita dilaporkan terpapar Omicron BA.4, sementara enam penderita terpapar Omicron BA.5.

Mereka sudah menerima vaksin Covid-19 dosis lengkap, booster atau tiga dosis, bahkan ada yang empat dosis. Berikut penjelasan lebih lanjut gejala Omicron BA.4 dan BA.5 yang terdeteksi di Bali dan Jakarta.

Gejala Covid-19 Omicron BA.4 dan BA.5

Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia dr Erlina Burhan, SpP(K) menyebutkan, tingkat keparahan gejala Covid-19 Omicron BA.4 dan BA.5 sama dengan subvarian Omicron sebelumnya. Seperti diketahui, gejala Omicron cenderung lebih ringan ketimbang infeksi virus corona SARS-CoV-2 Delta dan varian pendahulu Omicron lainnya.

Hal ini tak lepas dari vaksinasi Covid-19 dan infeksi alami. “Yang cukup menggembirakan, tapi saya kira jangan terlalu euforia juga, saat ini tidak ada indikasi perubahan tingkat keparahan BA.4 maupun BA.5," jelas Erlina dalam webinar, Minggu (12/6/2022) .

Menurut Erlina, dari laporan sementara, penderita Covid-19 Omicron BA.4 dan BA.5 sebagian besar tidak bergejala dan merasakan gejala ringan. Hanya satu penderita Covid-19 Omicron BA.5 yang merasakan gejala sedang.

Berikut beberapa gejala Omicron BA.4 dan BA.5 yang dirasakan penderita Covid-19 di Bali dan Jakarta:

  • Tidak bergejala
  • Sakit tenggorokan
  • Badan pegal
  • Demam
  • Batuk
  • Sakit kepala
  • Badan lemas
  • Mual atau muntah
  • Sakit perut
  • Sesak napas
Terkait laporan satu penderita positif Covid-19 Omicron BA.5 yang merasakan batuk, sesak napas, dan sakit perut; Erlina menyebutkan ada dua kemungkinan yang wanita berusia 20 tahun itu mengalami gejala sedang. “Mungkin BA.5 replikasinya (perkembangan virus) banyak di saluran napas bagian bawah dibandingkan Omicron BA.1 dan BA.2 yang replikasinya banyak di luar saluran napas. Bisa juga karena penyakit lain, mungkin asma,” kata dia.

Namun, Erlina menyebutkan secara umum gejala Omicron BA.4 dan BA.5 tidak jauh berbeda dari subvarian Omicron lainnya. Dari laporan, beberapa gejala Omicron yang paling umum di antaranya batuk (85 persen), badan lemas atau kelelahan (65 persen), hidung tersumbat (59 persen), demam (38 persen), mual atau muntah (22 persen), sesak napas (16 persen), diare (11 persen), anosmia atau ageusia (8 persen).

Cara mencegah Covid-19 Omicron BA.4 dan BA.5

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 dr. Reisa Broto Asmoro mengimbau masyarakat tidak panik tapi tetap waspada dalam menghadapi mutasi virus corona Omicron BA.4 dan BA.5. “Meskipun banyak banget varian baru, sebenarnya kunci pencegahan Covid-19 tetap di disiplin protokol kesehatan dan vaksinasi,” kata Reisa, saat berbincang di forum Siaran Sehat Perkembangan Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia, Senin (13/6/2022).

Seperti diketahui, protokol kesehatan untuk mencegah Covid-19, termasuk varian Omicron yakni menjaga jarak fisik minimal satu meter dari orang lain, memakai masker dengan benar, menghindari kerumunan dan ruangan berventilasi udara buruk, sering cuci tangan dengan sabun dan air, menerapkan etika bersin dan batuk, serta suntik vaksin Covid-19.

Terkait kebijakan pelonggaran penggunaan masker di tempat terbuka, Reisa mengingatkan agar publik lebih jeli menakar risiko penularan Covid-19. Terutama untuk kelompok berisiko tinggi saat terpapar Covid-19, seperti komorbid atau penderita penyakit kronis, pemilik daya tahan tubuh lemah, ibu hamil, dan anak-anak yang belum divaksin Covid-19. Pasalnya, Omicron BA.4 dan BA.5 potensial lebih mudah menular dibandingkan subvarian lainnya.

“Kebijakan pelonggaran aturan masker harus disikapi dengan bijak. Jangan sampai kita menganggap pelonggaran ini kita disarankan lepas masker. Kita tetap perlu menakar risikonya,” jelas dia.

Selain itu, Reisa juga mengingatkan pentingnya vaksinasi Covid-19 dosis lengkap sampai booster. Tujuannya, untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan mencegah gejala berat saat terinfeksi virus corona. “Kadar antibodi di tubuh perlu dijaga agar tetap optimal untuk menghadapi mutasi baru virus ini. Ingat, semua merek vaksin sama-sama bisa melindungi kita,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto