Kasus Samsung bikin saham Apple terbang



NEW YORK. Kisruh yang dialami Samsung mengenai salah satu produknya membuat saham Apple menjadi incaran investor. Pada transaksi Senin (11/10), saham Apple Inc bertengger di posisi tertingginya pada tahun ini.

Saham Apple mendaki setelah Samsung memutuskan untuk menghentikan dan menarik ponsel buatannya, Galaxy Note 7 untuk memastikan kualitas dan keamanan.

Setidaknya, ada lima laporan yang masuk bahwa ponsel Galaxy Note 7 mudah panas dan terbakar. Isu yang terus berlanjut ini, menyebabkan produk tersebut jarang peminat. Di sisi lain, iPhone 7 besutan Apple menjadi pesaing utama ponsel buatan Korea itu.


"Kami melihat adanya keuntungan dalam persaingan di pasar ponsel. Kondisi ini sudah pasti akan memberikan keuntungan bagi pesaing Samsung yaitu Apple," jelas Angelo Zino, equity analyst CFRA Research.

Asal tahu saja, tadi malam, saham Apple ditutup dengan lonjakan 1,75% menjadi US$ 116,06. Saham Apple bahkan menyentuh level tertinggi harian di posisi US$ 116,75. Ini merupakan posisi tertinggi sejak 10 Desember 2015.

"Saya menghargai pentingnya keamanan perangkat dan para pelaku ritel sudah bersedia menghentikan sementara waktu penjualan Note 7 dan tidak memberikan model pengganti Note 7 kepada konsumen. Tidak boleh ada pihak manapun yang merasa cemas mengenai keamanan ponsel yang membahayakan diri mereka, keluarga mereka, atau properti mereka," demikian pernyataan Consumer Product Safety Commission Chairman Elliot Kaye kepada CNBC.

Kemarin, saham Samsung ditutup dengan penurunan 1,52% di sesi perdagangan Korea. Namun dalam tiga bulan terakhir, saham Samsung masih melaju 15% seiring kinerja perusahaan yang ciamik.

Sedangkan saham Apple mencatatkan lompatan 20% pada periode yang sama, saat iPhone 7 dirilis.

Analis yang disurvei oleh FactSet memprediksi Apple hanya akan berhasil menjual sekitar 45 juta unit iPhone pada kuartal yang berakhir September. Angka ini lebih rendah dari tahun lalu yang mencapai 48 juta unit, namun naik dari 39 juta unit di 2014 saat dirilisnya iPhone 6.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie