Kata akademisi atas perkembangan rokok elektrik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dewan Penasihat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Jawa Barat Ardini Raksanagara mengungkapkan, seharusnya Indonesia sebagai negara dengan jumlah perokok ketiga terbesar di dunia melihat produk tembakau alternatif sebagai inovasi dan solusi untuk menurunkan jumlah perokok dan menyelamatkan jutaan jiwa.

Menyusul kian berkembangnya inovasi dari produk tembakau alternatif yakni produk Heat not Burn, antara lain rokok elektrik dan produk tembakau yang dipanaskan bukan dibakar.

“Sudah ada banyak hasil penelitian yang menunjukkan bahwa produk tembakau alternatif memiliki risiko lebih rendah. Sudah ada Inggris, Selandia Baru, Rusia, China dan sekarang diperkuat oleh FDA (Badan Pengawasan Obat dan Makanan Amerika Serikat),” katanya dalam keterangan pers, Selasa (17/4).


Lebih lanjut, Ardini memaparkan, ada puluhan jiwa yang harus diselamatkan segera dari asap rokok. Tidak hanya nyawa, pemerintah pun dapat terkurangi bebannya dalam pengeluaran biaya pengobatan untuk perokok yang jumlahnya sangat besar setiap tahunnya.

“Inovasi terkadang memang sulit untuk dapat langsung diterima. Tetapi saya yakin dengan dukungan semua pihak yang diperkuat dengan hasil-hasil penelitian yang membuktikan produk ini lebih rendah risiko, saya berharap pemerintah tidak lagi menutup mata terhadap potensi ini dan mau membuka diri untuk mempelajari potensi ini,” tutup Ardini.

Sejak dipasarkan, berbagai negara melakukan penelitian lebih jauh mengenai potensi manfaat ataupun kerugian yang dibawa oleh produk tembakau yang dipanaskan. FDA tengah menjalankan rencananya dalam meregulasi level nikotin dari berbagai rokok konvensional dan meminimalisir jumlah zat adiktif dengan tujuan untuk membuat perokok berpindah dari produk rokok konvensional ke produk yang lebih rendah risiko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto