JAKARTA. PT Freeport Indonesia telah menawarkan 10,64% sahamnya kepada pemerintah dengan nilai US$ 1,7 miliar. Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Tito Sulistio menginginkan mekanisme pembelian saham tersebut melalui skema initial public offering (IPO) sehingga meningkatkan nilai transaksi di bursa. Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri mengatakan bahwa efek dari IPO Freeport tidak akan besar meningkatkan transaksi di Bursa. Pasalnya, saat ini harga komoditas sedang jeblok ditambah dengan izin pertambangan Freeport yang akan berakhir pada 2021 dan nasibnya belum jelas. "Freeport itu enggak akan besar dampaknya ke bursa kalau IPO sekarang, karena komoditas saat ini engga bagus. Freeport International juga terkoreksi sangat besar kan sekarang, rasanya peminta tambang itu sedikit, karena orang hati-hati," ujarnya kepada KONTAN, Minggu (24/1).
Kata analis perihal divestasi saham Freeport
JAKARTA. PT Freeport Indonesia telah menawarkan 10,64% sahamnya kepada pemerintah dengan nilai US$ 1,7 miliar. Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Tito Sulistio menginginkan mekanisme pembelian saham tersebut melalui skema initial public offering (IPO) sehingga meningkatkan nilai transaksi di bursa. Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri mengatakan bahwa efek dari IPO Freeport tidak akan besar meningkatkan transaksi di Bursa. Pasalnya, saat ini harga komoditas sedang jeblok ditambah dengan izin pertambangan Freeport yang akan berakhir pada 2021 dan nasibnya belum jelas. "Freeport itu enggak akan besar dampaknya ke bursa kalau IPO sekarang, karena komoditas saat ini engga bagus. Freeport International juga terkoreksi sangat besar kan sekarang, rasanya peminta tambang itu sedikit, karena orang hati-hati," ujarnya kepada KONTAN, Minggu (24/1).