KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonomi Amerika Serikat (AS) terus menunjukkan perbaikan dalam beberapa waktu terakhir. Setelah sebelumnya, paket stimulus senilai US$ 1,9 triliun sudah disiapkan, kini data-data ekonomi seperti angka pengangguran dan angka inflasi telah menunjukkan perbaikan. Dengan naiknya angka inflasi, pada akhirnya turut memicu kenaikan US Treasury dalam beberapa waktu terakhir. Rally ini bahkan sempat membuat US Treasury di level tertingginya yakni 1,56%. Head of Fixed Income Sucorinvest Asset Management, Dimas Yusuf, mengatakan, kenaikan US Treasury memang berdampak langsung pada pasar obligasi Indonesia dengan ikutnya naik yield SBN acuan 10 tahun. Ditambah lagi, ia menilai momen Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan juga kurang tepat.
Kata analis terkait capital outflow di obligasi di tengah aksi spekulatif asing
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonomi Amerika Serikat (AS) terus menunjukkan perbaikan dalam beberapa waktu terakhir. Setelah sebelumnya, paket stimulus senilai US$ 1,9 triliun sudah disiapkan, kini data-data ekonomi seperti angka pengangguran dan angka inflasi telah menunjukkan perbaikan. Dengan naiknya angka inflasi, pada akhirnya turut memicu kenaikan US Treasury dalam beberapa waktu terakhir. Rally ini bahkan sempat membuat US Treasury di level tertingginya yakni 1,56%. Head of Fixed Income Sucorinvest Asset Management, Dimas Yusuf, mengatakan, kenaikan US Treasury memang berdampak langsung pada pasar obligasi Indonesia dengan ikutnya naik yield SBN acuan 10 tahun. Ditambah lagi, ia menilai momen Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan juga kurang tepat.