Kata BI saat rupiah terkapar terhadap dollar AS



KONTAN.CO.ID – JAKARTA.  Rupiah nampaknya masih terus mempertahankan posisi di atas level Rp 14.600. Bahkan meski indeks dollar turun dalam lima hari terakhir, rupiah belum mampu bangkit untuk memanfaatkan kesempatan tersebut. Rupiah justru makin melemah dan mencatat level terendah baru tahun ini.

Kamis kemarin (31/8), rupiah di pasar spot terpuruk 0,24% menjadi Rp 14.680 per dollar Amerika Serikat (AS).  Adapun rupiah di kurs tengah Bank Indonesia pun melemah 0,15% ke level Rp 14.655 per dollar AS.

Kepada KONTAN.co.id Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI, Nanang Hendarsah mengatakan, tekanan terhadap rupiah  dipicu oleh revisi data Produk Domestik Bruto (PDB) AS triwulan II, dari 4,1% menjadi 4,2%.


Tak hanya itu saja,  langkah  The People’s Bank of China  (PBOC) memperlemah mata uang Yuan di tengah negoisasi sengketa dagang AS dan China yang belum tercapai, serta melemahnya mata uang Argentina Peso dan Lira Turkey juga menjadi sebab kejatuhan rupiah.   

Sejalan dengan kondisi itu juga,  pelemahan mata uang regional juga terjadi. “Tak hanya rupiah, Malaysian Ringgit dan Indian Rupee,  China Reminbi juga melemah,” ujar Nanang, kemarin (31/8). Adapun dari domestik, pelemahan rupiah juga dipicu oleh pembelian valas oleh korporasi untuk impor.

Kata Nanang, kemarin, BI juga terus di pasar untuk memastikan pelemahan rupiah tidak cepat dan tajam. Selain siap sedia menyediakan kebutuhan dollar, BI juga masuk ke pasar membeli Surat Berharga Negara  demi menjaga kepercayaan pasar atau market confidence. “Dari pasar SBN memanh ada outflows dana asing,  oleh karenanya bank sentral  masuk pasar SBN untuk mencegah terjadi sell-off,” ujar dia.   

Karena itu juga, meski terjadi outflows dana asing dengan masuk nya BI,  harga SBN relatif terjaga. “Misalnya  yield SUN FR 64 hanya naik dari 7,92% di pembukaan ke 7,94% di penutupan pasar,” ujarnya.

Secara year to date tahun ini, pembelian SBN oleh BI 2018 mencapai Rp 79,23 triliun. Perinciannya: pembelian di pasar sekunder Rp 22,18 triliun dan pembelian di pasar perdana Rp 57,23 triliun.

Untuk menjaga swap rate di dalam negeri tetap rendah,  dalam lelang FX swap hari ini, dari total penawaran yang masuk US$ 810 juta. Adapun BI memenangkan U$375 juta dengan perinciannya:  

- U$S 195 juta di tenor 3 bulan dengan swap rate 4,86%

- US$180 juta di tenor 6 bulan dengan  swap rate 4,95%,

Alhasil, selama 3 pekan terakhir posisi outstanding lelang FX swap BI naik ke US$ 2,88 miliar.  “Jumlah yang besar karena swap rate BI sudah hampir sama dg market,  sementara di market jarang provide swap 3 dan 6 bulan,” ujar Nanang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Titis Nurdiana