Kata Ekonom Sagara Soal Nasib Jakarta yang Tak Lagi Berstatus Ibu Kota



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Niat pemerintah memindah Ibu Kota ke Kalimantan Timur sudah bulat. Saat ini, Kementerian Dalam Negeri bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai menyusun Rancangan Undang Undang Daerah Khusus Jakarta.

Hal ini menyangkut tahun depan Jakarta sudah tidak lagi berstatus sebagai Ibu Kota Negara.

Merespon hal ini, Ekonom Sagara Institute Piter Abdullah menilai pindahnya Ibu Kota Negara ini tidak akan berdampak pada  aktivitas perekonomian di Jakarta. Bahkan, menurutnya dalam jangka panjang justru perekonomian di Jakarta akan tumbuh lebih tinggi.


Baca Juga: Pengusaha Usul Jakarta Jadi Daerah Khusus Pusat Ekonomi Indonesia

"Kalaupum berkurang tidak akan signifikan dan bersifat temporer, hanya jangka pendek. Dalam jangka panjang justru jakarta bisa tumbuh lebih tinggi," kata Piter pada Kontan.co.id, Senin (3/4).

Menurutnya ada beberapa hal yang menjamin pertumbuhan ekonomi Jakarta masih akan mendominasi. Pertama, jumlah penduduk yang akan pindah ke IKN Nusantara tidak signifikan mengurangi penduduk Jakarta.

Sehingga kepindahan mereka tidak akan banyak mengurangi aktifitas ekonomi masyarakat di Jakarta.

Kedua, mayoritas perusahaan-perusahaan swasta masih tetap di Jakarta. Aktifitas perusahaan tersebut, tidak akan sama sekali terganggu dengan perpindahan Ibu Kota ke Nusantara. "Mereka akan beroperasi seperti biasa," ungkap Piter.

Ketiga, hal-hal yang menghambat ekonomi justru akan berkurang saat pusat pemerintahan pindah. Dalam kasus ini misalnya demo, dll.

"Saya melihat Jakarta berpeluang untuk tumbuh lebih baik. Kue ekonomi jakarta akan lebih besar dalam jangka menengah panjang," ungkap Piter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto