Kata Fitch perihal rencana Tower Bersama (TBIG) beli 3.000 menara



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) akan membeli sebanyak-banyaknya 3.000 menara telekomunikasi milik PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST). Nilai transaksi jual beli tersebut mencapai US$ 280 juta atau Rp 3,97 triliun.

Lembaga pemeringkat internasional Fitch Ratings menilai, TBIG memiliki headroom yang cukup untuk membeli 3.000 menara telekomunikasi tersebut. Fitch mengestimasi, akuisisi ini akan menambah pendapatan TBIG sebesar US$ 41 juta dan EBITDA US$ 34 juta setiap tahunnya.

Dengan asumsi kurs Rp 14.000 per dolar Amerika Serikat, jumlah tersebut setara Rp 574 miliar dan Rp 476 miliar. Sebagai gambaran, sepanjang sembilan bulan pertama 2020, TBIG membukukan pendapatan Rp 3,9 triliun dengan EBITDA Rp 3,4 triliun.


Baca Juga: Tower Bersama (TBIG) menyiapkan capex Rp 2 triliun untuk ekspansi organik tahun 2021

Transaksi jual beli yang diharapkan selesai pada pengujung Maret 2021 ini akan meningkatkan kepemilikan menara TBIG menjadi 19.215 unit.

Akan tetapi, Fitch memperkirakan, akuisisi akan sedikit mengurangi kontribusi pendapatan TBIG dari perusahaan telekomunikasi level investment-grade yang saat ini mencakup 78% dari total pendapatan dan berpotensi mengurangi marjin EBITDA.

Pada kesempatan yang sama, Fitch menyematkan rating BBB- atau AA+ (idn) dengan outlook stabil untuk obligasi global PT Tower Bersama Infrastructure Tbk senilai US$ 350 juta. Obligasi yang juga dikenal dengan nama Senior Unsecured Bond ini memiliki bunga 4,25% per tahun dan jatuh tempo pada 2025.

Obligasi ini diterbitkan pada 21 Januari 2020 dan dicatatkan pada Bursa Efek Singapura. Dana hasil penerbitan obligasi global tersebut digunakan untuk tujuan umum korporat dan untuk membiayai kembali pinjaman bank dalam dolar Amerika Serikat.

Dalam laporannya, Senin (28/12), Fitch menilai, peringkat obligasi ini setidaknya sama dengan semua surat utang TBIG yang tidak terjamin dan tidak tersubordinasi.

Menurut Fitch, peringkat tersebut mencerminkan profil risiko bisnis yang tangguh serta didukung oleh visibilitas arus kas yang kuat berkat kontrak jangka panjang yang tidak dapat dibatalkan dengan klausul eskalasi built-in.

"Profil bisnis TBIG juga terus membaik seiring penambahan menara organik dan meningkatnya penyewaan, sebab perusahaan telekomunikasi terus memperkuat jaringan 4G dan memperluas infrastruktur fiber," jelas Fitch.

Baca Juga: Tower Bersama (TBIG) dan Gihon Telekomunikasi (GHON) bersiap menyambut kehadiran 5G

Direktur Keuangan TBIG Helmy Yusman Santoso menambahkan, rating ini menunjukkan ketahanan TBIG di tahun yang penuh akibat pandemi Covid-19.

"Selama tahun 2020, TBIG telah mengalami penurunan tingkat leverage meski dengan pertumbuhan yang tinggi dan pendistribusian dividen final untuk tahun buku 2019," ucap dia dalam keterangan tertulisnya, Selasa (29/12).

Sebelumnya, pada November 2020, Fitch Ratings juga menaikkan Peringkat Jangka Panjang Mata Uang Asing dan Lokal Issuer Default Ratings TBIG ke peringkat Investment Grade BBB-.

Pada saat yang sama, Fitch Ratings Indonesia meningkatkan Peringkat Nasional Jangka Panjang TBIG menjadi AA+(idn) dengan outlook stabil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto