KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesian Center for Renewable Energy Studies (ICRES) menjelaskan, masih ada sejumlah tantangan yang dihadapi dalam pengembangan energi terbarukan. Salah satu persoalan utamanya ialah harga listrik hijau yang cenderung lebih mahal jika dibandingkan dengan listrik dari energi fosil, misalnya saja batubara. Chairman Indonesian Center for Renewable Energy Studies (ICRES) Surya Darma menjelaskan, Indonesia masih mewariskan paradigma yang keliru terhadap harga listrik yang berasal dari PLTU. Seolah-olah harga listrik dari batubara lebih murah. Padahal di dalam harga listrik PLTU sudah ada unsur subsidi secara tidak langsung melalui program Domestic Market Obligation (DMO). Di dalam kebijakan tersebut, batubara dijual dengan harga tertentu untuk PT PLN maksimum US$ 70 per ton. Padahal harga batubara yang diekspor saat ini sudah menembus US$ 300 per ton.
Kata ICRES Soal Harga Listrik Energi Bersih Cenderung Lebih Mahal
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesian Center for Renewable Energy Studies (ICRES) menjelaskan, masih ada sejumlah tantangan yang dihadapi dalam pengembangan energi terbarukan. Salah satu persoalan utamanya ialah harga listrik hijau yang cenderung lebih mahal jika dibandingkan dengan listrik dari energi fosil, misalnya saja batubara. Chairman Indonesian Center for Renewable Energy Studies (ICRES) Surya Darma menjelaskan, Indonesia masih mewariskan paradigma yang keliru terhadap harga listrik yang berasal dari PLTU. Seolah-olah harga listrik dari batubara lebih murah. Padahal di dalam harga listrik PLTU sudah ada unsur subsidi secara tidak langsung melalui program Domestic Market Obligation (DMO). Di dalam kebijakan tersebut, batubara dijual dengan harga tertentu untuk PT PLN maksimum US$ 70 per ton. Padahal harga batubara yang diekspor saat ini sudah menembus US$ 300 per ton.