Kata Pakar Kesehatan, Tak Ada Migrasi BPA dari Galon ke Air saat Distribusi



MOMSMONEY.ID - Isu migrasi Bisphenol A atau BPA dari galon polikarbonat alias PC ke air minum terus bergulir. Isu yang dibuat kali ini berkenaan dengan potensi migrasi BPA yang terjadi saat galon masih didistribusikan dengan truk terbuka.

Padahal, menurut pakar polimer, dibutuhkan suhu lebih tinggi dari 70 derajat Celcius untuk bisa membuat bpa bermigrasi ke air minum. Galon guna ulang berbahan PC memang didesain untuk tahan panas dan benturan.

"Pokoknya, di atas 70 derajat baru bisa terjadi migrasi. Seperti air mendidih, itu sudah pasti di atas 70 derajat, jadi kira-kira seperti itu. Artinya, kalau nggak mendidih ya masih bisa dikonsumsi," kata Dokter Ngabila Salama, praktisi kesehatan masyarakat.


Staf teknis Komunikasi Transformasi Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) ini menjelaskan, galon polikarbonat memiliki ketahanan suhu hingga 70 derajat Celcius sebelum zat kimia pembentuk plastik larut ke dalam air. Apabila suhu panas masih di bawah itu, cemaran BPA tidak akan terjadi.

Artinya, Dokter Ngabila menegaskan, air minum dalam galon polikarbonat masih aman untuk dikonsumsi dan tidak akan menyebabkan gangguan kesehatan apapun.

Karena itu, praktisi kesehatan dari RSUD Tamansari Jakarta Barat ini lantas meminta masyarakat jangan khawatir dan tidak termakan isu yang tidak jelas.

Baca Juga: Air Galon Polikarbonat Bisa Tercemar BPA Kala Distribusi, Berikut Penjelasannya

Mantan kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta ini mengungkapkan, hingga kini pemerintah belum menemukan migrasi BPA dari galon ke air minum. Saat ini, BPOM juga telah menetapkan ambang batas BPA sebesar 0,06 bpj.

"Berarti, kita masih aman. Tetapi, ya, waspada tetap perlu karena kita enggak tahu migrasi itu terjadi berapa banyak karena BPA tidak hanya ada di dalam galon," katanya.

Ngabila melanjutkan, BPA juga ditemukan dalam produk non-makanan seperti mainan, peralatan listrik, perangkat otomotif, peralatan makanan, perangkat medis, peralatan olahraga, kemasan makanan, disket, CD, kertas print. Artinya, BPA banyak ditemukan dalam barang-barang sehari-hari.

"BPA aman, selama tidak bermigrasi ke manusia dalam jumlah tinggi melebihi ambang batas normal," tegas dia.

Hal senada juga disampaikan Dokter gizi klinis Karin Wiradarma M.Gizi, SpGK. Dia menegaskan, mengonsumsi air dari kemasan galon polikarbonat tidak akan berdampak negatif terhadap kesehatan.

Baca Juga: Kandungan BPA di Kemasan Minuman Berbahaya? Ini Kata Pakar Kesehatan

Hal tersebut, dia tekankan, menyusul isu miring terkait bahaya meminum air dari galon guna ulang karena terpapar BPA. Sebabnya, masyarakat diminta tidak perlu khawatir apalagi takut untuk air minum dari galon polikarbonat.

"BPA kalau berdiri sendiri itu berbahaya, tapi kalau sudah dijadikan plastik itu aman karena sudah melalui serangkaian proses sehingga dia lebih stabil," kata Dokter Karin Wiradarma dalam sebuah podcast di media sosial.

Dia bilangm meminum air dari kemasan galon guna ulang masih sangat aman untuk diminum. Kalaupun ada BPA yang masuk ke dalam tubuh, maka 90% akan dinetralisir oleh hati dan diubah menjadi bahan tidak aktif dan tidak berbahaya untuk selanjutnya dikeluarkan melalui urine atau feses.

"Nah, sisa 10 persen yang aktif di badan itu masih dalam kadar dan ambang batas aman menurut penelitian," ungkapnya.

Karena itu, dia menyayangkan keberadaan isu bias di multiplatform media yang menyudutkan penggunaan BPA sebagai kemasan galon. Menurutnya, isu miring tersebut perlu diluruskan dan dihentikan agar tidak meresahkan dan membuat gaduh masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Jane Aprilyani