Kata para analis atas penguatan rupiah hari ini



JAKARTA. Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, pergerakan dollar AS melemah di perdagangan awal pekan di kawasan Asia seiring sebagian investor yang mengambil keuntungan setelah kenaikan dollar AS pada hari sebelumnya.

"Walaupun sempat menguat pasca resminya peningkatan suku bunga AS sebesar 25 basis poin oleh The Fed, namun aksi ambil untung menghentikan 'rally' dollar AS," kata Ariston Tjendra, Senin (19/12).

Ia menambahkan, mata uang rupiah juga didukung oleh harga minyak mentah yang menguat karena investor melihat solidnya sikap dari para produsen Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC) dan non OPEC dalam memangkas produksi pada tahun depan.


Terpantau, harga minyak mentah jenis WTI Crude pada Senin (19/12) sore ini menguat 0,35 % menjadi US$ 52,08 per barel. Sementara minyak mentah jenis Brent Crude menguat 0,36 % ke posisi US$ 55,41 per barel.

Kendati demikian, menurut dia, penguatan mata uang di kawasan Asia relatf masih terbatas mengingat dolar AS masih didukung oleh ekspektasi kenaikan suku bunga AS yang lebih banyak di tahun 2017 depan.

Sementara itu, analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menambahkan bahwa laju mata uang rupiah menguat meski terbatas, sentimen positif dari rilis data makro di mana neraca perdagangan bulan November 2016 tercatat surplus masih direspon pelaku pasar uang.

Reza Priyambada menambahkan bahwa Bank Indonesia yang mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Repo Rate di level 4,75 % juga dianggap masih cukup kondusif sehingga turut menjaga fluktuasi rupiah.

Mengacu data Bloomberg, Senin (19/12) pukul 15:56 WIB, di pasar spot rupiah ke level 13.389 per dollar AS.

Jika dibandingkan pada posisi rupiah akhir pekan lalu, Jumat (16/12), pada level Rp 13.395 per dollar. Mata uang Garuda hari ini menguat tipis 0,04%.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Senin ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat menjadi Rp13.381 dibandingkan Jumat (16/12) Rp13.426.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto