KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah terhadap dolar AS mengalami koreksi hingga menembus di atas Rp 14.200 per dolar AS. Stabilitas keamanan nasional akibat aksi unjuk rasa di gedung DPR/MPR dinilai turut memicu rupiah yang terus tertekan sejak awal pekan ini. Aksi unjuk rasa yang diikuti beberapa elemen masyarakat seperti mahasiswa, pelajar dan buruh yang menuntut pembatalan beberapa revisi undang-undang berakhir ricuh. Baca Juga: Rupiah tertekan karena memanasnya situasi politik domestik dan luar negeri
Mengutip dari Bloomberg, kurs rupiah berada di level Rp 14.215 per dolar AS yang menandakan pelemahan sebesar 0,14%. Terakhir, kurs rupiah berada di atas level Rp 14.200 per dolar AS terjadi pada 3 September 2019 yang menempati posisi Rp 14.228 per dolar AS. Analis Monex Investindo Andian Wijaya mengatakan bahwa aksi demonstrasi ini telah mempengaruhi pergerakan rupiah yang terus tertekan. Ia bilang hal ini menyebabkan investor merasa enggan untuk menaruh investasi di Indonesia. “Investor merasa khawatir terhadap indikasi kericuhan yang terjadi dalam aksi unjuk rasa sehingga mereka tidak menempatkan dana di Indonesia,” jelas Andian. Walaupun tensi demonstrasi dinilai membaik pada hari ini, Andian menilai bukan berarti rupiah akan bisa menguat kembali dalam waktu dekat. Ia berpendapat bahwa masih ada peluang terjadi kericuhan kembali yang terjadi dalam aksi unjuk rasa ini. Andian menilai pelemahan ini akan terjadi selama jangka menengah.