KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Secara siklus, penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada akhir tahun bisanya mengalami pertumbuhan. Namun, dalam kondisi ekonomi yang lesu ada kemungkinan setorannya belum bisa moncer. Pengamat Pajak Danny Darussalam Tax Center (DDTC) Darussalam mengatakan terkait dengan penerimaan PPN hingga akhir tahun memang benar bahwa pada akhir tahun Oktober-Desember umumnya akan mengalami lonjakan penerimaan. Meski demikian terdapat kecenderungan realisasinya akan mengalami pertumbuhan year on year (yoy) secara negatif. Darussalam menilai hal ini melihat tren bahwa selama 2019 pertumbuhan penerimaan PPN dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) selalu negatif.
Baca Juga: Menimbang penerimaan PPN hingga akhir tahun di tengah percepatan restitusi pajak Penyebab utamanya dikarenakan oleh lemahnya PPN dan PPnBM impor, serta tidak agresifnya konsumsi dalam negeri jika dibandingkan tahun 2018 kemarin. “Dengan kata lain, lebih disebabkan oleh melambatnya ekonomi,” kata Darussalam kepada Kontan.co.id, Rabu (30/10). Sedangkan terkait dengan percepatan restitusi, Darussalam mengatakan akan tetap berharap bahwa hal tersebut tidak selalu dikaitkan dengan penerimaan. Menurutnya adanya restitusi merupakan konsekuensi logis dari mekanisme PK-PM dalam sistem PPN. Kata dia dengan mempertimbangkan bahwa lesunya penerimaan PPN tahun ini yang lebih disebabkan oleh tekanan ekonomi, mau tidak mau solusinya terletak pada upaya pemerintah menjaga konsumsi domestik. Baca Juga: Pemerintah genjot penerimaan pajak, ini saran konsultan pajak Sementara itu, Direktur Potensi, Kepatuhan, Penerimaan Pajak, Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Yon Arsal mengatakan biasanya sepanjang Oktober-Desember penerimaan PPN tumbuh. “Akhir Oktober puncaknya Wajib Pajak (WP) bayar PPN, cuma bulannya kan belum tutup, besok baru bisa dilihat. Karena hari ini bakal banyak pemasukan dari PPN impor dan PPN dalam negeri,” kata Yon di Kompleks Kemenkeu, Rabu (30/10).