Katalis positif sokong harga timah naik



JAKARTA. Harga melambung tinggi pasca proyeksi pasokan timah tahun masih akan menyusut lewat aksi produsen yang menahan produksinya.

Mengutip Bloomberg, Selasa (22/3) harga timah kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange terbang 1,21% ke level US$ 17.105 per metrik ton dibanding hari sebelumnya. Harga ini pun sudah melambung 1,48% dalam sepekan terakhir.

Dituturkan Ibrahim, Direktur PT Garuda Berjangka kenaikan harga ini terdorong oleh masih positifnya fundamental timah. Salah satu pendukungnya adalah laporan ekspor timah Indonesia Februari 2016 yang naik 81,28% ke level 4.505,46 ton dibanding bulan sebelumnya. Ini menjadi sinyal masih tingginya permintaan akan komoditas logam industri ini di pasar global.


Seperti yang diketahui, timah digunakan mulai dari pengembangan alat elektronik, otomotif hingga industri kaleng makanan. Diproyeksi dari survey Bloomberg, kebutuhan industri masih akan besar sementara pasokan baik dari Indonesia dan Myanmar masih minim. Permintaan timah global per Januari 2016 tercatat 31.764 ton atau lebih tinggi dari produksi yang hanya 30.702 ton dan pasokan yang hanya 26.377 ton.

Diduga, pasokan timah 2016 akan berada pada posisi terendahnya jika dibandingkan dengan permintaan dalam dua puluh tahun terakhir. “Hal ini yang membuat harga timah bergerak menanjak dan mendapat sokongan untuk terus menembus level harga atas,” tutur Ibrahim.

Perkara pasokan yang mengempis ini, Minsur SA, salah satu produsen timah terbesar di Peru memproyeksi produksi timah tidak akan mampu menutupi permintaan yang ada. Di awal Maret 2016 ini, cadangan timah di LME tercatat berada di level terendahnya dalam tujuh tahun terakhir atau per Februari 2016 berada di level 3.855 ton. "Jadi secara fundamental belum ada alasan timah untuk jatuh," kata Ibrahim.

Hanya saja kian terbatas mengingat keadaan Eropa sedang dihantui kecemasan akibat ledakan bom di Brussel, Belgia yang bisa meredupkan pamor harga komoditas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto