JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) akhirnya sepakat membeli 88,65% saham PT Bank Agroniaga Tbk (Bank Agro). Jumlah itu setara 3.030.239.023 saham. BRI menyiapkan dana Rp 400 miliar untuk akuisisi tersebut. Kalau dihitung secara kasar, BRI membeli saham Bank Agro di harga Rp 132 per saham. "Nantinya, BRI akan menguasai 76% saham Bank Agro, Dapenbun punya 14%, dan masyarakat 10%," kata Muhammad Ali, Sekretaris Perusahaan BRI, Minggu (22/8). BRI harus membeli saham Bank Agro hingga 88,65% karena ada pemegang saham yang memiliki waran seri I yang belum dieksekusi. Sekadar informasi, pada penawaran umum terbatas (PUT) III November 2009, Bank Agro menerbitkan 520 juta waran, nilai nominalnya Rp 100 per waran. Satu waran bisa ditukar dengan satu saham biasa dengan nilai eksekusi Rp 130 per saham. Periode eksekusi waran 13 Mei 2010 - 13 Mei 2011. Jika setelah eksekusi waran tersebut porsi saham BRI menjadi lebih dari 76%, BRI wajib melaksanakan tender offer (penawaran tender). Maklum saja, sesuai aturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) IX.H.1 tentang Pembelian Saham Perusahaan Terbuka, pemegang saham pengendali baru wajib melaksanakan tender offer maksimal 2 tahun setelah akuisisi tersebut.
Kawal Akuisisi, BRI akan Tempatkan Orang di Bank Agro
JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) akhirnya sepakat membeli 88,65% saham PT Bank Agroniaga Tbk (Bank Agro). Jumlah itu setara 3.030.239.023 saham. BRI menyiapkan dana Rp 400 miliar untuk akuisisi tersebut. Kalau dihitung secara kasar, BRI membeli saham Bank Agro di harga Rp 132 per saham. "Nantinya, BRI akan menguasai 76% saham Bank Agro, Dapenbun punya 14%, dan masyarakat 10%," kata Muhammad Ali, Sekretaris Perusahaan BRI, Minggu (22/8). BRI harus membeli saham Bank Agro hingga 88,65% karena ada pemegang saham yang memiliki waran seri I yang belum dieksekusi. Sekadar informasi, pada penawaran umum terbatas (PUT) III November 2009, Bank Agro menerbitkan 520 juta waran, nilai nominalnya Rp 100 per waran. Satu waran bisa ditukar dengan satu saham biasa dengan nilai eksekusi Rp 130 per saham. Periode eksekusi waran 13 Mei 2010 - 13 Mei 2011. Jika setelah eksekusi waran tersebut porsi saham BRI menjadi lebih dari 76%, BRI wajib melaksanakan tender offer (penawaran tender). Maklum saja, sesuai aturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) IX.H.1 tentang Pembelian Saham Perusahaan Terbuka, pemegang saham pengendali baru wajib melaksanakan tender offer maksimal 2 tahun setelah akuisisi tersebut.