KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penggagas gerakan KawalPemilu Ruly Achdiat mengajak masyarakat berpartisipasi mengawal Pemilu 2019. KawalPemilu diklaim menjadi sarana mewujudkan Pemilu yang jujur, bersih, dan terpercaya. "Kami ingin melibatkan masyarakat dalam pemantauan hasil Pemilu," kata Ruly dalam konferensi pers peluncuran KawalPemilu dj Jakarta Selatan, Selasa (2/4). Dia menjelaskan, ada sejumlah cara bagi masyarakat yang ingin mengawal hasil Pemilu. Pertama, kata dia, saat hari pencoblosan relawan datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) untuk memantau penghitungan suara.
Kemudian, relawan mengambil foto dua lembar formulir C1 plano Pilpres dan 18 lembar C1 plano Pileg DPR. Setelah itu relawan mengunggahnya melalui situs upload
.kawalpemilu.org. Dari situs itu, relawan akan diarahkan untuk masuk ke akun Facebook-nya untuk verifikasi keaslian identitas relawan. Setelah itu relawan akan diarahkan kembali ke situs KawalPemilu. Proses pengawalan selesai dan foto itu akan ditabulasi oleh tim internal KawalPemilu. "Cara ini sungguh mudah dan praktis sekali bagi masyarakat yang ingin berpartisipasi," imbuh Ruly. Dia menyebut C1 plano adalah data paling otentik karena dihitung di depan publik. Formulir itu sulit dimanipulasi lantaran memliki banyak indikator keaslian seperti nama TPS, kelurahan, konsistensi goresan tangan, hingga hologram. Diketahui, KawalPemilu.org dan Network for Democracy and Electoral Integrity (Netgrit) membuat gerakan KawalPemilu-Jaga Suara (KPJS) 2019. Gerakan ini menggabungkan teknologi dan partisipasi masyarakat untuk mewujudkan Pemilu yang bersih.
Ruly mengatakan, ada tiga alasan Pemilu serentak harus dipantau. "Pertama, Pemilu di Indonesia adalah yang kompleks, rumit, dan terbesar di Indonesia," kata Ruly. Kedua, kata dia, untuk pertama kalinya pemilu dilakukan di hari yang sama. Terakhir, lanjutnya, integritas hasil pemilu bakal meningkatkan kepercayaan publik. Ruly menuturkan, melalui KawalPemilu, masyarakat bisa berpartisipasi untuk terlibat dalam pengawalan suara. Apalagi, lanjutnya, gerakan ini memerlukan partisipasi masyarakat secara sukarela di 809.500 TPS di seluruh Indonesia. "Jika satu masyarakat aktif di satu TPS, maka ada 809.500 relawan. Negara mana lagi yang hasil perhitungan Pemilu dihitung massal bersama masyarakat?" kata Ruly. (
Christoforus Ristianto)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli