JAKARTA. Pengusaha tetap tak puas dengan ancar-ancar kenaikan tarif sewa lahan di Batam, Kepulauan Riau oleh pemerintah, dengan besaran di bawah 200%. Menurut mereka, kenaikan tarif sewa akan membikin Batam semakin tak kompetitif dibandingkan pesaing terdekat kawasan ini, yakni Johor, Malaysia. Djaja Roesli, Ketua Real Estat Indonesia (REI) Batam, mengatakan, untuk kawasan perdagangan bebas alias free trade di Asia Tenggara, Batam termasuk lokasi bisnis dengan biaya yang tinggi. Tambahan lagi, regulasi bisnis di daerah yang berada di Kepulauan Riau tersebut, juga rumit. Disandingkan dengan Johor, pengusaha yang berinvestasi di Johor mendapatkan insentif dari Pemerintah Malaysia. Lantas, infrastruktur di sana juga lebih mumpuni. "Infrastruktur di Batam kurang kompetitif ketimbang Johor, sehingga bila investor mau masuk, akan mengeluarkan biaya lebih karena masalah infrastruktur yang kurang," terang Djaja kepada KONTAN, Senin (28/11).
Kawasan Batam kalah pamor ketimbang Johor
JAKARTA. Pengusaha tetap tak puas dengan ancar-ancar kenaikan tarif sewa lahan di Batam, Kepulauan Riau oleh pemerintah, dengan besaran di bawah 200%. Menurut mereka, kenaikan tarif sewa akan membikin Batam semakin tak kompetitif dibandingkan pesaing terdekat kawasan ini, yakni Johor, Malaysia. Djaja Roesli, Ketua Real Estat Indonesia (REI) Batam, mengatakan, untuk kawasan perdagangan bebas alias free trade di Asia Tenggara, Batam termasuk lokasi bisnis dengan biaya yang tinggi. Tambahan lagi, regulasi bisnis di daerah yang berada di Kepulauan Riau tersebut, juga rumit. Disandingkan dengan Johor, pengusaha yang berinvestasi di Johor mendapatkan insentif dari Pemerintah Malaysia. Lantas, infrastruktur di sana juga lebih mumpuni. "Infrastruktur di Batam kurang kompetitif ketimbang Johor, sehingga bila investor mau masuk, akan mengeluarkan biaya lebih karena masalah infrastruktur yang kurang," terang Djaja kepada KONTAN, Senin (28/11).