JAKARTA. Demi meningkatkan produktivitas para pekerjanya, PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero) siap merealisasikan pembangunan rumah sakit dan asrama khusus buruh di Kawasan Berikat Cakung, Jakarta Utara. Dengan adanya fasilitas itu, diharapkan bisa berdampak positif pada kinerja buruh. Direktur Utama KBN, Raharjo Arjosiswoyo menjelaskan, proyek rumah sakit bakal lebih dulu digarap. Pada Oktober 2012, perusahaan akan memulai groundbreaking rumah sakit yang berdiri di atas lahan seluas 2,1 hektare (ha) yang terletak di dalam kawasan berikat Cakung. Dalam pembangunan rumah sakit itu, KBN telah meneken nota kesepahaman dengan PT Jamsostek dan PT Askes, untuk menjamin buruh yang dirawat di rumah sakit tersebut. Sedangkan pengelolaan rumah sakit, KBN menyerahkan pada anak usaha Rumah Sakit Pelni, anak usaha PT Pelni.Pembangunan rumah sakit itu diperkirakan memakan waktu tujuh sampai delapan bulan dan mulai beroperasi tahun depan. "Nantinya, bukan hanya buruh, tapi masyarakat menengah bawah di sekitar lokasi juga bisa berobat," paparnya, Senin (24/9).Tidak jauh dari rumah sakit, KBN juga akan mendirikan enam unit asrama untuk buruh pada tahun depan nanti. Masing-masing asrama akan berdiri di lahan seluas 1 ha, dan direncanakan bisa menampung sekitar 200-an buruh. Pembangunan asrama itu diperkirakan butuh waktu hingga delapan bulan dan bisa digunakan pada 2013.KBN memperkirakan, pembangunan rumah sakit akan menelan biaya Rp 200 miliar. Sementara, investasi untuk setiap unit asrama mencapai Rp 1 miliar. "Sumber dana berasal dari partner strategis dan pinjaman bank," ujar Raharjo.Sekadar gambaran, kawasan berikat Cakung membentang di lahan seluas 176,7 ha. Selain itu, KBN juga mengelola dua kawasan berikat lain di Jakarta Utara, yaitu Marunda seluas 413,8 ha dan Tanjung Priok seluas 8 ha. Raharjo bilang, Tanjung Priuk dan Cakung sudah rampung dikembangkan. Di Marunda, lahan yang belum digunakan tinggal seluas 150 ha. "Tahun ini kami mengembangkan blok C3, dilanjutkan C4 pada tahun depan. Masing-masing blok seluas 25 ha," jelasnya.Dia optimistis, dalam dua tahun ke depan, seluruh lahan di Marunda terisi penuh seiring pengoperasian pelabuhan Kalibaru pada 2014.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Kawasan Berikat bikin rumah sakit & asrama
JAKARTA. Demi meningkatkan produktivitas para pekerjanya, PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero) siap merealisasikan pembangunan rumah sakit dan asrama khusus buruh di Kawasan Berikat Cakung, Jakarta Utara. Dengan adanya fasilitas itu, diharapkan bisa berdampak positif pada kinerja buruh. Direktur Utama KBN, Raharjo Arjosiswoyo menjelaskan, proyek rumah sakit bakal lebih dulu digarap. Pada Oktober 2012, perusahaan akan memulai groundbreaking rumah sakit yang berdiri di atas lahan seluas 2,1 hektare (ha) yang terletak di dalam kawasan berikat Cakung. Dalam pembangunan rumah sakit itu, KBN telah meneken nota kesepahaman dengan PT Jamsostek dan PT Askes, untuk menjamin buruh yang dirawat di rumah sakit tersebut. Sedangkan pengelolaan rumah sakit, KBN menyerahkan pada anak usaha Rumah Sakit Pelni, anak usaha PT Pelni.Pembangunan rumah sakit itu diperkirakan memakan waktu tujuh sampai delapan bulan dan mulai beroperasi tahun depan. "Nantinya, bukan hanya buruh, tapi masyarakat menengah bawah di sekitar lokasi juga bisa berobat," paparnya, Senin (24/9).Tidak jauh dari rumah sakit, KBN juga akan mendirikan enam unit asrama untuk buruh pada tahun depan nanti. Masing-masing asrama akan berdiri di lahan seluas 1 ha, dan direncanakan bisa menampung sekitar 200-an buruh. Pembangunan asrama itu diperkirakan butuh waktu hingga delapan bulan dan bisa digunakan pada 2013.KBN memperkirakan, pembangunan rumah sakit akan menelan biaya Rp 200 miliar. Sementara, investasi untuk setiap unit asrama mencapai Rp 1 miliar. "Sumber dana berasal dari partner strategis dan pinjaman bank," ujar Raharjo.Sekadar gambaran, kawasan berikat Cakung membentang di lahan seluas 176,7 ha. Selain itu, KBN juga mengelola dua kawasan berikat lain di Jakarta Utara, yaitu Marunda seluas 413,8 ha dan Tanjung Priok seluas 8 ha. Raharjo bilang, Tanjung Priuk dan Cakung sudah rampung dikembangkan. Di Marunda, lahan yang belum digunakan tinggal seluas 150 ha. "Tahun ini kami mengembangkan blok C3, dilanjutkan C4 pada tahun depan. Masing-masing blok seluas 25 ha," jelasnya.Dia optimistis, dalam dua tahun ke depan, seluruh lahan di Marunda terisi penuh seiring pengoperasian pelabuhan Kalibaru pada 2014.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News